TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kubu Romahurmuziy, Arsul Sani, mengatakan pihaknya masih melakukan konsolidasi menjelang pemilihan kepala daerah 2017. Dia tak berkomentar banyak seputar penolakan sejumlah Dewan Pimpinan Wilayah PPP terhadap kepengurusan Romahurmuziy alias Romi.
"Mau untuk pilkada DKI atau pilkada Banten dan daerah lain, masih konsolidasi. Ada waktu hingga Agustus-September 2016," kata Arsul di restoran Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 30 April 2016.
Arsul mengatakan partainya, baik pusat maupun daerah, masih memantau calon yang pantas diusung. "Kami lihat-lihat mana yang punya elektabilitas baik. Untuk apa usung yang kurang dalam hal elektabilitas dan akseptabilitas?" ujarnya.
Kepengurusan kubu Romi, yang merupakan hasil Muktamar VIII di Pondok Gede, Jakarta Timur, tak diakui sejumlah DPW PPP, seperti di Yogyakarta dan Banten. Mereka menolak mengakui meski pemerintah, melalui Kementerian Hukum dan HAM, sudah menetapkan kubu Romi sah.
"Sangat tidak mengakui hasil Muktamar Pondok Gede (kubu Romi) dan Surat Keputusan Yasonna Laoly (Menkumham)," kata Ketua DPW PPP DI Yogyakarta M. Syukri Fadholi di kantornya, Jumat, 29 April 2016.
Sebagai gantinya, DPW PPP Yogyakarta tidak bisa mengusung calon kepala daerah. Namun para pengurusnya berkomitmen tetap mendukung pemilihan kepala daerah dengan bergabung ke partai politik lain.
"Kami tetap menjaga kehidupan politik di Yogyakarta dengan melakukan kebijakan politik, yakni sebagai pendukung, seperti yang terjadi di Sleman, Bantul, dan Gunungkidul," tutur Syukri.
YOHANES PASKALIS