TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Markas Besar Kepolisian RI, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, menyatakan Operasi Tinombala akan berakhir pada 8 Mei 2016. Namun ada kemungkinan Operasi Tinombala akan kembali diperpanjang.
"Ini akan evaluasi dulu. Nanti akan dilakukan perencanaan operasi lanjutan," ujar Boy di Jakarta, Kamis, 28 April 2016.
Boy juga mengimbau Santoso menyerahkan diri. Menurut dia, dengan penyerahan diri Santoso, otomatis akan meminimalkan kematian anak buahnya.
Selama ini, banyak yang menyalahkan Polri ketika terjadi baku tembak yang menyebabkan kematian teroris. "Jadi jangan salahkan petugas jika pada akhirnya nanti terjadi peristiwa baku tembak, apalagi mereka bersenjata, berhadapan dengan petugas yang tentunya bersenjata juga," ucapnya.
Dalam operasi ini, tutur Boy, petugas yang berpatroli dibagi dalam beberapa tim sesuai dengan zona. Namun Boy enggan menjelaskan strategi teknis lebih lanjut.
"Secara teknis, saya tidak bisa cerita. Tapi baik TNI maupun Polri terus mobile, berpindah tempat mencari kelompok mereka. Jadi tidak menetap di satu titik, sesuai dengan kontur wilayah di sana," kata Boy.
Operasi Tinombala dimulai sejak Januari lalu dengan tujuan memburu kelompok teroris jaringan Santoso. Mereka bersembunyi di hutan pegunungan Poso.
Operasi Tinombala seharusnya berakhir pada Maret lalu. Namun Kepala Polri memperpanjangnya hingga Mei mendatang.
INGE KLARA SAFITRI