TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Satuan Tugas Operasi Tinombala Komisaris Besar Leo Bona Lubis memastikan seorang anggota teroris kelompok Santoso dari suku Uighur, Cina, ditembak mati, Senin, 25 April 2016. "Iya benar, Mustafa Genc alias Mushab termasuk suku Uighur," kata Leo saat dihubungi dari Jakarta, Selasa, 26 April 2016.
Leo mengatakan, dengan matinya satu lagi anggota Santoso dari suku Uighur, maka anggota Santoso dari suku Uighur tinggal satu orang. "Awalnya ada enam orang, empat sudah tertembak. Kemarin satu tertembak lagi. Jadi tinggal satu," ujarnya.
Adapun jumlah anggota kelompok Santoso yang masih tersisa hingga saat ini, menurut Leo, tinggal 25 orang.
Sebelumnya, juri bicara Mabes Polri, Brigadir Jenderal Agus Rianto, menjelaskan, penembakan Mustafa berawal dari penelusuran anggota satuan tugas di Desa Pantangolemba, Poso. Dalam patroli, mereka memergoki lima orang mencurigakan. Ketika ditanya hendak ke mana, bukannya menjawab, salah seorang dari mereka justru mengayunkan parang ke arah polisi.
"Karena diserang, kami berusaha melumpuhkan yang bersangkutan," tutur Agus.
Adapun empat orang lainnya berhasil lolos saat penyergapan. Menurut Agus, keempatnya lolos karena hari sudah gelap dan kondisi medan menyulitkan operasi petugas saat itu. Hingga saat ini, petugas satgas masih memburu empat orang yang berhasil kabur tersebut.
"Karena peristiwanya malam hari, mungkin teman-teman satgas kesulitan melakukan proses pengejaran atau penangkapan lebih lanjut," ucap Agus.
Jenazah satu orang yang tewas kini tengah diidentifikasi di Rumah Sakit Bhayangkari, Palu. "Hasil identifikasi baru akan keluar beberapa hari ke depan," katanya.
Polisi juga menemukan barang bukti sebuah bom lontong, sebuah parang, dan beberapa perlengkapan bertahan hidup.
INGE KLARA SAFITRI