TEMPO.CO, Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya meraih penghargaan Evaluasi Penyelenggaran Pemerintahan Daerah (EPPD) Tahun 2014 dengan predikat sangat tinggi pada kategori pemerintah kota. Penyerahan piala dan sertifikat itu pun diserahkan pada Peringatan Hari Otonomi Daerah di Kabupaten Kulon Progo, Senin, 25 April 2016.
“Pak Whisnu (Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana) langsung yang menerima penghargaan ini,” kata Kepala Bagian Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Eddy Christijanto, saat jumpa pers di Kantor Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Surabaya, Rabu, 27 April 2016.
Menurut Eddy, ada sekitar 70 indikator dalam penilaian itu, seperti pelayanan publik, sektor pendidikan, dan bidang lainnya. Penilaian itu meliputi 41 SKPD, 31 kecamatan dan 154 kelurahan, sehingga penilaiannya secara akomulatif. “Jadi, semua SPDK berkontribusi dengan penilaian ini,” kata dia.
Penilaian itu, lanjut dia, dimulai dengan mengirimkan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) melalui Provinsi Jawa Timur untuk disampaikan kepada Kementerian Dalam Negeri. Dari sekian daerah itu, kemudian diambil 15 besar dari perwakilan Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan kota. 15 besar ini ditinjau ke lapangan apakah sesuai dengan laporannya atau tidak. “Alhamdulillah dari proses panjang itu, Kota Surabaya mendapatkan peringkat 1 kategori kota,” ujarnya.
Eddy menambahkan, pada 2014 Kota Surabaya mendapat penghargaan satya lencana purna karya nugraha. Sedangkan pada 2015, Surabaya kembali mendapatkan penghargaan EPPD. “Apabila sudah tiga kali berturut-turut, maka akan mendapat Piala Parasamiya Purna Karya Nugraha," tuturnya.
Oleh karena itu, ia menargetkan pada tahun depan Kota Surabaya bisa mendapat Piala Parasamiya Purna Karya Nugraha. Piala ini hanya bisa diperoleh apabila kabupaten atau kota atau propinsi selama tiga tahun berturut turut mendapatkan predikat terbaik dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. “Surabaya sudah dua kali. Semoga tahun depan bisa mendapatkan lagi, sekaligus mendapatkan piala Parasamiya Purna Karya Nugraha itu.”
Adapun strategi untuk memperoleh penghargaan itu, pihaknya berupaya membuat terobisan baru yakni aplikasi LPPD Online. Terobosan ini, kata dia, masih pertama dilakukan di Indonesia. “Termasuk di Provinsi Jawa Timur masih manual,” ujarnya.
MOHAMMAD SYARRAFAH