Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kemenkes: Kematian di Tuban Bukan Dipicu Lingkungan Tercemar

image-gnews
Ilustrasi anak mengenakan masker/ ISPA. ANTARA/Rosa Panggabean
Ilustrasi anak mengenakan masker/ ISPA. ANTARA/Rosa Panggabean
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan menyatakan kematian puluhan warga di desa Karanglo, Tuban bukan disebabkan oleh pencemaran lingkungan. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes, M. Subuh mengatakan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) telah menyampaikan hasil uji mutu udara desa tersebut kepada kementerian.

"Kematian tersebut tidak ada hubungannya dengan faktor pencemaran lingkungan," kata Subuh dalam pernyataan tertulisnya, Selasa 26 April 2016.

Dia menuturkan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya, Subdit Surveilans Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, dan Tim Dinas kesehatan Propinsi Jawa Timur telah mengunjungi lokasi.

Hasil temuan menyatakan kematian warga karena penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) serta penyakit degeneratif lainnya. Selain itu, sebagian besar kematian terjadi pada usia tua yaitu 61 sampai lebih dari 80 tahun.

Subuh melanjutkan, pemantauan kualitas lingkungan dilakukan dengan mengukur kualitas lingkungan udara dan air untuk mengetahui kemungkinan dampak risiko lingkungan terhadap kesehatan. Pemantauan dilakukan di tiga lokasi terdekat, tengah dan terjauh dari paparan penambangan bahan baku pabrik semen.

Hasil ketiga tempat menunjukkan semua parameter fisik dan kimia serta kebisingan memenuhi baku mutu  Pergub Jatim No. 10/2009. Demikian pula dengan pengamatan terhadap kualitas air, memenuhi batas syarat Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010.

Adapun hasil pengukuran kualitas udara ruang untuk parameter angka kuman masih memenuhi batas syarat sesuai dengan PERMENKES RI No. 1077/Menkes/SK/XI/2002 yaitu 700 cfu. Sedangkan parameter jamur tidak memenuhi syarat, hal ini disebabkan kondisi rumah penduduk yang lembab, disebabkan luas jendela dan pencahayaan tidak memenuhi syarat sanitasi serta sebagian rumah berlantai tanah liat.
"Sebagian besar rumah tidak memenuhi syarat sanitasi," kata Subuh.

Sebagai rencana tindak lanjut, Subuh berujar,  Kemenkes melakukan pemeriksaan faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) melalui Posbindu PTM dalam monitoring dan evaluasi deteksi dini penyakit degeneratif. Selain itu, memantau 24 jam kualitas udara di lokasi kejadian dan daerah kontrol sekitarnya pada musim kemarau.

Verifikasi tersebut, Subuh menjelaskan, dilakukan melalui wawancara dengan petugas pelayanan kesehatan, aparat desa,  serta keluarga penderita dan masyarakat di sekelilingnya, observasi lokasi kejadian, dan lingkungan sekitar kasus. Selain itu, identifikasi kondisi pernafasan keluarga korban dan lingkungan sekeling; serta pengumpulan dan pengujian data faktor risiko lingkungan meliputi kualitas udara dan air.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Subuh mengimbau masyarakat tetap harus selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dan memperhatikan sanitasi yang baik.

Selain Kementerian Kesehatan, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) juga mengunjungi desa tersebut. Dari hasil penyelidikan tersebut, Komisioner Komnas HAM, Muhammad Nurkhoiron mengatakan lembaganya menemukan peningkatan jumlah penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang tercatat di Puskesmas Kerek. 

"Data Puskesmas Kerek menunjukkan, pada 2013, tercatat sebanyak 1.800 warga menderita ISPA. Tahun 2014 tercatat 1.500 warga. Sedangkan tahun 2015 tercatat penderita meningkat drastis, yakni sebanyak 2.056 orang,” kata Nurkhoiron saat dihubungi Tempo, Kamis, 21 April 2016.

Penyelidikan Komnas HAM dilakukan dalam kaitan 28 warga Karanglo yang dikabarkan meninggal dalam kurun 45 hari, terhitung dari Januari hingga akhir Maret lalu. Pada 11-14 April, Komnas HAM mendatangi rumah-rumah warga Karanglo untuk menyelidiki penyebab kematian beruntun di desa yang berada di ring 1 dari PT Semen Indonesia itu. Di desa tersebut, terdapat penambangan batu kapur untuk bahan baku semen.

Dari hasil penyelidikan tersebut, kata Nurkhoiron, Komnas HAM belum bisa memutuskan apakah benar penyebab meninggalnya 28 warga Karanglo adalah pencemaran lingkungan oleh pabrik semen di sana.

Sekretaris PT Semen Indonesia Agung Wiharto mengatakan lokasi pabrik berjarak sekitar 2 kilometer dari Desa Karanglo. Namun Semen Tuban punya alat bernama electrostatic precipitator yang berfungsi menangkap debu. Area pabrik juga dilengkapi alat yang berfungsi menahan debu agar tidak keluar. Selain itu, tiap tiga bulan sekali, datang lembaga independen mengawasi kualitas udara di area pabrik. 

Agung mencontohkan, kualitas udara di lingkungan Pabrik Semen Tuban kadarnya di bawah 50 miligram normal per meter kubik. Ukuran itu masih jauh dari ambang batas yang ditetapkan pemerintah, yaitu 80 miligram normal per meter kubik.

NIEKE INDRIETTA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

2 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?


Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

3 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.


Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

8 hari lalu

Sejumlah masyarakat dan nelayan yang tergabung dalam komunitas pegiat lingkungan Lingkar Juang Karimunjawa bersama aktivis lingkungan Greenpeace Indonesia dan lintas komunitas pecinta alam menggunakan kayak sambil membentangkan spanduk saat aksi SaveKarimunjawa di tepi pantai yang tercemar limbah tambak udang di Desa Kemujan, kepulauan wisata bahari Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, Selasa, 19 September 2023. Dalam aksi tersebut mereka menuntut penutupan tambak udang vaname intensif sebanyak 39 titik tak berizin karena merusak ekosistem lingkungan hidup, mengganggu sektor ekonomi masyarakat nelayan, petani rumput laut serta pariwisata akibat pencemaran sisa limbah dan deforestasi hutan mangrove yang juga dinilai akan memperparah krisis iklim. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

Gakkum KLHK menetapkan empat tersangka pencemaran lingkungan di Taman Nasional Karimunjawa. Kejahatan terkait limbah ilegal dari tambak udang.


Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

8 hari lalu

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

Berbagai terobosan dan inovasinya dapat dirasakan langsung oleh warganya.


Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

21 hari lalu

Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan IMERI-FKUI. Kredit: FKUI
Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.


Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

50 hari lalu

Gerbang Pecinan Kya-Kya di Surabaya (Sumber: shutterstock)
Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya


Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

51 hari lalu

Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

Eri Cahyadi dinilai sejalan dengan semangat Pemuda Muhammdiyah menjadikan Surabaya yang maju dan religius.


Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

58 hari lalu

Pasien penderita kusta di Rumah Sakit Anandaban Leprosy Mission di Lele, Nepal, 24 Januari 2015. (Omar Havana/Getty Images)
Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.


174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

28 Januari 2024

Warga Palestina yang melarikan diri dari Khan Younis menuju Rafah, akibat operasi darat Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas di selatan Jalur Gaza, 25 Januari 2024. Setidaknya 50 warga Palestina tewas di Khan Younis dalam 24 jam terakhir. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

Laporan Kementerian Kesehatan Palestina wilayah Gaza menyebut ada 174 warga Gaza yang gugur dalam serangan Israel yang masih berlanjut


Produk Alat Kesehatan Harus Punya Izin Edar agar Terjamin Aman

16 Januari 2024

Ilustrasi Pameran Alat Kesehatan/Istimewa
Produk Alat Kesehatan Harus Punya Izin Edar agar Terjamin Aman

Pastikan produk-produk terkait kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan, yang dibeli memiliki izin edar agar terjamin aman, bermutu, bermanfaat.