TEMPO.CO, Tasikmalaya - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) telah menggelar muktamar islah dan memilih Romahurmuziy sebagai ketua umum. Islah di tingkat pusat ini, rupanya masih belum terjadi di daerah, salah satunya Kota Tasikmalaya.
Menjelang pilkada serentak Februari tahun depan, dua kubu PPP yakni kubu Djan Farid dan Romahurmuziy memiliki calon masing-masing. Kubu Romahurmuziy telah mencalonkan Ketua DPC PPP Kota Tasikmalaya, Budi Budiman sebagai calon wali kota, sedangkan kubu Djan Farid telah mengusung kader PPP, Dede Sudrajat sebagai calon wali kota. Budi dan Dede merupakan wali kota dan wakil wali kota saat ini.
Ihwal SK DPP PPP terkait calon wali kota, Budi mengatakan, masih belum ada. Saat ini DPP baru memasukkan kepengurusan partai ke Kementerian Hukum dan HAM. "Info yang saya terima, Jumat dimasukkan, kepengurusan lengkap," katanya saat ditemui di Alun-alun Tasikmalaya, Selasa 26 April 2016.
Disinggung apakah yakin bakal menerima SK sebagai calon wali kota dari DPP PPP, Budi menjawab diplomatis. "Yang penting DPP-nya dulu lah," katanya.
Jika PPP hasil muktamar Islah sudah memiliki SK Kemenkumham, kata Budi, pihaknya baru akan laporan kepada ketua umum melalui DPW PPP Jawa Barat. Dia akan menyampaikan informasi perkembangan partai di Kota Tasikmalaya. "Akan disampaikan secara utuh," ucapnya.
Sementara calon wali kota PPP kubu Djan Farid, Dede Sudrajat berharap, DPP melihat bahwa ada dua kader partai yang akan maju di pilkada. "Saya sebagai kader PPP di daerah. Mudah-mudahan pusat melihat dua kader ini (Dede dan Budi), tidak langsung membuat keputusan begitu saja," katanya.
Di pilkada Kota Tasikmalaya, Dede dan Budi sama-sama telah mendeklarasikan diri maju sebagai calon wali kota. Dengan adanya hal itu, Dede berharap DPP bisa melihat kondisi di daerah, kemudian mempertimbangkan dan memutuskan calon yang berhak maju. "Saya harap PPP bisa berangkatkan saya, karena saya tetap kader PPP," katanya.
CANDRA NUGRAHA