TEMPO.CO, Bangkalan - Sekitar 20 hektare tanaman padi di Dusun Karanganyar, Desa Burneh, Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, rusak diserang hama keong emas. "Sudah sebulan," kata Hasan, petani Dusun Karanganyar, Selasa, 26 April 2016.
Setiap hari, Hasan dan istrinya turun ke sawah untuk memungut keong emas yang menempel pada bibit padi yang baru disemai. Hari ini, misalnya, Hasan dan istrinya telah mengumpulkan empat karung keong emas hanya dalam waktu tak sampai dua jam. "Tumpukan karung di pematang itu bukan pupuk, tapi keong," ujarnya.
Hasan heran, meski telah dipungut saban hari, keong emas itu muncul lagi. Karena itu, dia berharap Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangkalan segera membantu petani membasmi hama tersebut. "Kami kewalahan," ucapnya.
Beruntung, tutur Mahiroh, petani lain, keong atau oleh petani lokal disebut ko'ol itu menyerang pada awal musim tanam kedua. Jadi, bila ada bibit padi yang mati, bisa segera diganti dengan bibit baru. "Kalau menyerang saat padi sudah berbuah, bisa rugi besar," katanya.
Mahiroh menambahkan, selain memungut, cara lain yang biasa dilakukan petani untuk membasmi keong emas adalah menerjunkan bebek ke sawah. Namun cara ini tidak lagi digunakan karena bebek pemakan keong emas itu banyak yang mati. "Pernah ada yang nyoba pakai bebek, esoknya bebeknya mati semua," ucapnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangkalan Abdullah Fanani belum dapat dikonfirmasi. Permohonan wawancara tidak direspons. Menurut catatan Tempo, serangan hama keong mas di Dusun Karanganyar kali ini merupakan yang kedua kalinya dalam dua tahun terakhir. Keong mas menyerbu tanaman padi karena butuh tempat yang lembap untuk bertelur.
MUSTHOFA BISRI