TEMPO.CO, Padang - Aidil, ayah Wendi Rakhadian, salah seorang korban penyanderaan kelompok militan Abu Sayyaf, kini tengah kecewa. Ia merasa sampai saat ini belum ada kejelasan tentang nasib anaknya serta para sandera lain.
Aidil mengatakan sudah hampir satu bulan penyanderaan berlangsung di perairan Sulu, Filipina. "Belum juga ada kejelasan tentang nasib anak saya serta sandera lainnya," kata Aidil, Selasa, 26 April 2016.
Menurut Aidil, pihak PT Patria Maritime Lines, operator Kapal Brahma 12, selalu menginformasikan seluruh sandera dalam kondisi sehat. Namun perusahaan tidak bisa memastikan kapan pembebasan anaknya.
Baca juga:
Tamara Bleszynski Bertemu Penjambaknya, Inilah yang Terjadi
Pamer Pacar Baru, Derby Romero: Aku Pria Paling Beruntung
Termasuk Wendi yang bekerja di kapal yang tengah disandera kelompok militan Abu Sayyaf itu. "Terakhir pihak perusahaan menghubungi kami Sabtu sore, pekan lalu. Hingga sekarang tidak ada lagi informasi terbaru," ujar Aidil.
Pegawai Kelurahan Cupak Tangah, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, itu menjelaskan dia dan keluarganya pernah mendengar informasi bahwa perusahaan akan membayar uang tebusan.
Saat kebenaran informasi itu ditanyakan langsung kepada perusahaan, kata Aidil, PT Patria Maritime Lines tidak bisa menjelaskannya. Perusahaan itu hanya menyatakan sedang berusaha menyelamatkan para sandera.
Aidil mengatakan dia dan keluarganya merasa tidak puas atas informasi yang diberikan perusahaan. Begitu juga kabar yang disampaikan Kementerian Luar Negeri.
Seharusnya, kata Aidil, perusahaan bisa memberikan kepastian waktu penyelamatan anaknya dengan menyebutkan kapan mereka akan membayar uang tebusan itu. "Sebagai orang tua, saya tidak puas,” ujarnya.
Aidil menegaskan, dia membutuhkan kepastian. Misalnya, perusahaan mengatakan akan membayar uang tebusan. Selain itu juga kepastian tentang pemerintah Filipina mengizinkan aparat TNI menyelamatkan para sandera. “Keluarga hanya bisa berdoa dan memohon agar Wendi bisa kembali ke Padang dengan selamat. Tidak ada yang bisa kami lakukan, selain berdoa,” kata Aidil.
ANDRI EL FARUQI