TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengundang sejumlah penggiat media sosial ke kantornya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu malam, 24 April 2016. Salah seorang penggiat media sosial atau netizen yang diundang adalah Iman Brotoseno.
“Iya benar. Pak Luhut hanya menjelaskan kronologi dari apa yang ditulis Tempo,” kata Iman kepada Tempo saat dihubungi, Senin 25 April 2016. Selain Imam, pertemuan itu juga dihadiri mantan Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Ezki Suyanto dan ekonom yang juga penggiat media sosial, Poltak Hotradero.
Namun, kata Iman, Panama Papers bukanlah satu-satunya topik pembicaraan. Ikut dibahas juga hal-hal lain seperti Simposium 65.
Baca juga: Skandal Panama Papers: Jokowi Didesak Telusuri Harta Luhut
Iman memaparkan, pertemuan itu hanya diisi pembicaraan biasa. Luhut pun menjelaskan semuanya kepada dia dan kawan-kawan lain dengan santai tanpa emosi yang berlebihan. “Pak Luhut bilang ini membuat dia pusing,” ujarnya. Luhut pun mengatakan tengah menyiapkan hak jawab atas pemberitaan yang dimuat oleh Tempo itu.
Menurut Imam, dalam pertemuan tersebut, Luhut menyampaikan bahwa apa yang ditulis Tempo tak sesuai dan sampul majalah terlalu tendensius. Luhut juga menjelaskan soal hartanya yang melonjak dari 2004 hingga 2014, seperti yang ditulis Tempo.
Baca juga: Luhut Tersandung Panama Papers, Dua Perusahaan Pegang Saham
“Dia (Luhut) enggak bantah ada kenaikan harta,” ucap Iman. Luhut, kata Imam, mengatakan penambahan hartanya itu terbilang wajar karena ada kenaikan harga batu bara yang menjadi fokus perusahaannya.
Dalam pertemuan tersebut, Luhut memberi informasi bahwa perusahaannya membayar pajak cukup besar kepada negara, yaitu US$ 300 juta, selama periode itu. “Dia (Luhut) jelaskan bahwa sempat dapat penghargaan juga dari kantor pajak,” tutur Iman.
DIKO OKTARA