TEMPO.CO, Jakarta - The Panama Papers, bocoran dokumen dari firma hukum Mossack Fonseca, kembali mengungkapkan temuan mengagetkan publik Indonesia. Penelusuran tim investigasi Majalah Tempo menemukan nama Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan di dalam dokumen rahasia tersebut.
Nama Luhut tercantum sebagai Direktur Mayfair International Ltd. Perusahaan cangkang ini didirikan pada 29 Juni 2006 di Seychelles. Ini negara kepulauan bekas jajahan Inggris yang bersebelahan dengan Pulau Madagaskar, terpencil di tengah Samudra Hindia, sekitar 1.600 kilometer ke arah timur daratan Afrika.
BACA: Ada Menkopolhukam Luhut Pandjaitan di Panama Papers
Dalam dokumen The Panama Papers, saham Mayfair dipegang dua perusahaan, yakni PT Persada Inti Energi dan PT Buana Inti Energi. Dalam akta pendiriannya, Mayfair disebut-sebut beralamat di Suite 13, First Floor, Oliaji Trade Centre, Francis Rachel Street, Victoria, Mahe, Seychelles.
Luhut sejak 13 Agustus 2015 menjabat Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno. Pensiunan jenderal itu juga pernah menjabat Menteri Perindustrian dan Perdagangan, 2000-2001. Dari penelusuran Tempo, Persada dan Buana secara langsung ataupun tidak langsung terkoneksi dengan Luhut.
BACA: Luhut Tersandung Panama Papers, Ini Reaksi Jokowi dan JK
Laporan keuangan PT Toba Bara Sejahtra Tbk tahun 2011 mencantumkan PT Buana Energi sebagai mitra perusahaan, yang dikendalikan anggota keluarga terdekat pemegang saham mayoritas PT Toba Sejahtra. Luhut pemilik 99 persen saham PT Toba Sejahtra, yang menguasai sekitar 73 persen saham PT Toba Bara Sejahtra Tbk.
BACA JUGA
'Pacar' Baru Ronaldo Ternyata Pilot Langganan Selebriti
Wah, Agus Pelaku Mutilasi Nuri Rupanya Punya Pacar Banyak
Selanjutnya: Dalam dokumen kepemilikan...
Dalam dokumen kepemilikan saham Mayfair, Persada dan Buana tercatat menempati kantor yang sama, di lantai tiga Graha Binakarsa, Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Tempo pun menyambangi Graha Binakarsa pada Selasa pekan lalu. Dua perusahaan tersebut ternyata tidak ada di sana.
Seorang petugas keamanan mengatakan belum pernah mendengar PT Buana. Adapun PT Persada, menurut dia, sudah angkat kaki dari sana pada Oktober tahun lalu. Perusahaan itu, kata dia, menggunakan alamat yang sama dengan satu perusahaan lain. "Orang gedung di sini tahunya kedua perusahaan itu milik Pak Luhut," ujarnya.
BACA: Investigasi Tempo soal Mafia Migas di Panama Papers
Tempo menyambangi rumah Elizabeth Prasetyo Utomo, salah satu pemilik PT Persada, di Jalan Palma Raya, Taman Kedoya Baru, Jakarta Barat, Selasa dan Rabu pekan lalu. Saat rumah itu didatangi, pembantu di sana mengatakan dia tak di rumah. Surat permohonan wawancara belum ia respons.
Luhut membantah pernah terlibat dengan Mayfair International Ltd. Ia bahkan mengaku baru mendengar nama PT Persada Inti Energi. "Saya tidak kenal," ujarnya tegas, Kamis pekan lalu. Lagi pula, kata dia, pada 2006 bisnisnya belum seberapa sehingga untuk apa membuat perusahaan semacam itu. "Saya baru punya uang pada 2010."
BACA: Skandal Panama Papers, Cara Memahaminya Lewat Celengan Babi
Di Tanah Air, selain Luhut, pejabat negara yang namanya muncul dalam Panama Papers antara lain Ketua BPK Harry Azhar Azis; anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Airlangga Hartarto dan Johnny G. Plate. Lalu ada juga Heru Lelono, anggota staf khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan Edi Yosfi, pengusaha yang dekat dengan petinggi Partai Amanat Nasional.
Informasi lengkap mengenai temuan nama Luhut Binsar Pandjaitan di dokumen The Panama Papers bisa dibaca majalah Tempo edisi digital yang telah beredar sejak Sabtu, 23 April 2016.
TIM TEMPO
Catatan Redaksi: Berita ini dikoreksi pada Senin, 25 April 2016 di bagian judul dari semula "Luhut Tersandung Panama Paper, Dua Perusahaan Misterius Ini"
BACA JUGA
'Pacar' Baru Ronaldo Ternyata Pilot Langganan Selebriti
Wah, Agus Pelaku Mutilasi Nuri Rupanya Punya Pacar Banyak