TEMPO.CO, Jakarta - Banjir melanda tiga desa di Kabupaten Karawang, yakni Desa Telukbuyung, Telukjaya, dan Segaran, Kecamatan Pakisjaya, pada Jumat malam, sekitar pukul 20.00 WIB. Korbannya, 1.242 keluarga atau 3.940 jiwa terendam air setinggi 30-100 sentimeter.
"Masih banyak masyarakat yang mengungsi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 23 April 2016.
Tak hanya itu, banjir juga menyebabkan sebelas masjid dan dua sekolah terendam. Sawah seluas 198 hektare juga tak luput dari banjir. Sutopo berujar, posko, dapur umum, dan pos pelayanan kesehatan telah didirikan. "Bantuan makanan siap makan dan saji didistribusikan ke pengungsi," kata Sutopo.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang dan Jawa Barat, TNI, Polri, Badan SAR Nasional (Basarnas), Palang Merah Indonesia (PMI), Tagana, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), relawan, dan masyarakat saling membantu melakukan penanganan dan evakuasi darurat.
Sutopo memprediksi curah hujan tahun ini akan lebih lama jika dibandingkan dengan curah hujan normal tahun-tahun sebelumnya. Curah hujan ekstrem juga diprediksi masih berpotensi terjadi hingga Mei mendatang. Selanjutnya, sebagian besar wilayah Indonesia baru akan memasuki musim kering atau kemarau pada Juni.
Dalam satu hari ke depan, BNPB memperkirakan hujan lebat berpotensi terjadi di Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Maluku, dan Papua. "Masyarakat dihimbau untuk tetap waspada," ujar Sutopo.
GHOIDA RAHMAH