TEMPO.CO, Jakarta - Koruptor bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI), Samadikun Hartono, hanya mendapat penjagaan satu petugas tambahan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Salemba. “Penjagaan khususnya hanya satu orang,” kata Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia DKI Jakarta A. Yuspahruddin di kantornya, Jumat, 22 April 2016.
Yuspahruddin menilai penjagaan berlebihan tidak diperlukan untuk menangani Samadikun yang sudah berusia 68 tahun. “Kalau Wiro Sableng yang masuk, penjagaan bolehlah diperketat. Kalau bapak tua itu, tak usahlah,” ucap Yuspahruddin merujuk pada tokoh komik jago silat nan sakti.
Tak ada tambahan penjagaan mulai pintu gerbang. Sejak di area parkir kendaraan, hanya terlihat tamu yang hendak menjenguk para tahanan. Tiga petugas berseragam terlihat sejak di pintu utama berkawat, tempat keluar-masuk pengunjung. Para penjaga itu pun tidak terlihat membawa senjata.
Menurut Yuspahruddin, penjagaan tambahan untuk Samadikun dilakukan untuk menetralkan suasana tahanan yang biasanya ingin tahu tentang penghuni baru. “Mungkin mereka berpikir, ‘Mana mantan Komisaris BLBI yang ditahan itu?’,” ucapnya. Penjagaan itu salah satu bentuk sosialisasi bagi Samadikun yang baru tiba di penjara tersebut pukul 00.30 tadi.
Samadikun adalah buron perkara korupsi bantuan likuiditas Bank Indonesia. Ia dicari-cari sejak 2003. Bank Modern miliknya menerima kucuran dana bantuan BI saat krisis moneter 1998 senilai Rp 2,557 triliun.
Alih-alih menyehatkan bank, ia menyelewengkan dana itu dan mengakibatkan negara rugi Rp 169,4 miliar. Samadikun mengalihkan dana itu untuk investasi properti dan mengembangkan bisnis lain. Dia telah divonis 4 tahun penjara. Ia ditangkap saat akan menonton Formula One di Shanghai pada 14 April lalu dan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Kamis kemarin, sekitar pukul 21.40.
Samadikun ditempatkan di blok C bersama tiga tahanan lain. Namun setiap tahanan, termasuk Samadikun, menempati satu sel seorang diri. Yuspahruddin menuturkan tidak akan ada penjagaan khusus untuk Samadikun di LP berkapasitas 572 tahanan tapi dihuni 2.019 tahanan dan dijaga 22 sipir itu.
Tadi pagi, Samadikun diperiksa kesehatannya dan melakukan sosialisasi di “rumah barunya” tersebut. Hal itu sudah menjadi prosedur bagi tahanan yang baru datang. Menurut Yuspahruddin, Samadikun tidak mengeluh dan bisa tidur dengan nyaman. Kepada dokter LP, Samadikun hanya mengaku memiliki penyakit jantung dan sudah pernah diring. “Ia pun mengkonsumsi obat pengencer darah,” ujar Yuspahruddin.
MITRA TARIGAN
BERITA MENARIK
NURI DIMUTILASI: Kisah Dua Cinta Berbuah Nestapa
NURI DIMUTILASI: Agus Playboy, Sembunyi di Rumah Eks Pacar