TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, program Magrib Mengaji yang sempat ditunda pelaksanaannya karena kekurangan tenaga pengajar kini telah dimulai. "Sudah siap, persiapannya sudah 90 persen lebih," kata Ridwan Kamil di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Kamis 21 April 2016.
Program Magrib Mengaji adalah program yang ditujukan untuk anak-anak muslim usia sekolah. Dengan inovasi baru ini, kegiatan anak-anak mulai dari adzan Magrib hingga bada Isya, diharapkan bisa diisi dengan kegiatan keagamaan.
"Karena ternyata banyak anak-anak jauh dari masjid. Terus, kalau malam hari tidak seperti budaya orangtuanya yang suka shalat Magrib di masjid. Maka kita luncurkan Magrib mengaji ini," tuturnya.
Ridwan Kamil menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan guru mengaji di 4.000 masjid yang tersebar di seluruh Kota Bandung, pihaknya mendapatkan sumbangan tenaga pengajar dari Kementrian Agama, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Universitas Islam Bandung (Unisba) serta Badan Pengurus Remaja Masjid. Total pengajar, mencapai 2.000 orang
"Isinya 70 persen mengaji, 30 persen pendidikan karakter juga. Jadi sama minta para relawan mengingatkan nilai-nilai tidak hanya ngaji iqra, tadarus, tapi ada ceramah-ceramah juga. Saya titipkan pendidikan antikorupsi, anti terorisme, antinarkoba pergaulan bebas dengan bahasa-bahasa yang mudah dimengerti," tuturnya.
Soal bayaran untuk relawan dan tenaga pengajar, Pemkot Bandung ternyata tidak memberikan honor. Sebagai alternatifnya, Ridwan Kamil membebaskan masjid-masjid untuk menarik iuran secara sukarela dari anak-anak yang ikut mengaji.
"Sementara sukarela, tapi sedang dipikirkan tahun depan mungkin dikasih honor. Kencleng enggak ada masalah selama sukarela," ujarnya.
PUTRA PRIMA PERDANA