Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

HARI KARTINI, Si Pemberontak Berjuluk Kuda Kore  

image-gnews
Potret studio R.A. Kartini kecil bersama orangtua dan saudara-saudaranya sekitar tahun 1890-an. wikipedia.org
Potret studio R.A. Kartini kecil bersama orangtua dan saudara-saudaranya sekitar tahun 1890-an. wikipedia.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Suatu siang seusai pelajaran sekolah, seorang gadis Belanda jangkung dan pirang di Europeesche Lagere School, Letsy Detmar, asyik membaca buku di bawah pohon. “Ayo Letsy, ceritalah, apa saja bacakan sedikit dari bukumu,” ujar seorang anak perempuan berkulit sawo matang, dengan rasa ingin tahu yang meluap-luap.

Dialah Kartini, salah satu murid pribumi perempuan di sekolah itu. Letsy bercerita, ia membaca buku bahasa Prancis, agar dapat masuk ke sekolah guru di Belanda. Letsy kemudian balik bertanya kepada Kartini. “Tetapi Ni, kau belum pernah cerita kepada saya, akan jadi apakah kau nanti.”

Pertanyaan Letsy, seperti yang dituturkan Kartini dalam suratnya kepada Nyonya Abendanon, Agustus 1900, tidak dapat dilupakannya. Sebab, kemudian, saat Kartini bertanya kepada ayahandanya, menjadi apakah dirinya nanti, sang ayah menjawab, “Raden ayu!” Sebuah jawaban yang agaknya malah menjadi tanda tanya besar di benak kepalanya: seperti apa kehidupan raden ayu itu?

Inilah jawaban yang kelak malah membangkitkan jiwa Kartini untuk berontak terhadap peraturan-peraturan. Bahwa menjadi raden ayu berarti seorang gadis harus kawin, harus menjadi milik seorang laki-laki, tanpa mempunyai hak untuk bertanya apa, siapa, dan bagaimana.

Kartini memang pribadi yang tampaknya memiliki jiwa gelisah dan rasa ingin tahu besar. Berdasarkan cerita adiknya, Kardinah, semenjak kecil Kartini adalah anak yang enggan diatur. Sehari-hari ia sangat lincah, gesit, pandai. Ia suka bermain di kebun, meloncat-loncat, berlari-lari, dan mudah bergaul. Kebiasaan ini juga digambarkan Kartini dalam sebuah surat.

“Saya dinamakan kuda kore, kuda liar, karena saya jarang berjalan, tetapi selalu meloncat-loncat dan berlari,” kata Kartini dalam suratnya kepada Stella Zeehandelaar, 18 Agustus 1899. “Bagaimana saya dimaki-maki karena terlalu sering tertawa terbahak-bahak yang dikatakan tidak pantas, oleh sebab memperlihatkan gigi saya,” tulis Kartini, seperti dimuat Majalah Tempo, 22 April 2013.

Tidak aneh, ayah dan kakak-kakaknya menjuluki Kartini dengan sebutan “Trinil” atau burung kecil yang lincah dan cerewet. Namun ibunya, Ngasirah, tidak suka dengan julukan “Trinil” atau “Nil”. Ngasirah suka marah kepada adik-adik Kartini bila mereka ikut-ikutan memanggilnya “Nil”. “Karena dianggap tidak sopan,” tutur Kardinah.

Ketika ayah Kartini diangkat menjadi bupati, mereka pindah ke rumah dinas, yang sekarang disebut pendapa kabupaten. Mereka memiliki seorang pembantu bernama Ibu Sosro yang bertugas menjaga Kartini, Roekmini, dan Kardinah. Pada suatu saat, Ibu Sosro dibuat sangat marah. Awalnya, karena sedang mengantuk, ia enggan menemani mereka bermain di luar rumah. Ketiganya dikunci di dalam kamar, dan Ibu Sosro memilih tidur.

Mengetahui Ibu Sosro tertidur pulas di depan pintu, Kartini memimpin adik-adiknya kabur dan bermain seharian di kebun luar pendapa. Ibu Sosro, yang mengetahui perbuatan mereka, langsung marah dan mengadu ke orang tua Kartini. “Anak-anak nakal. Berani ya keluar dari kamar. Ini pasti Trinil yang mengajak kamu,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bukannya jera, ketiganya malah membalas dengan menaruh merica di dalam lumpang tempat Ibu Sosro biasa menumbuk kinang (sirih). Ketika Ibu Sosro menumbuk kinang di dalam lumpang dan memasukkannya ke dalam mulut, mulutnya langsung panas seperti terbakar. Dilaporkannya kembali kejadian itu kepada Sosroningrat. “Romo benar-benar marah kepada anak-anaknya kali ini. Sejak saat itu anak-anak tidak lagi berani berbuat seperti itu,” tulis Kardinah dalam buku The Three Sisters.

Selanjutnya: Ngetop di Sekolah Belanda

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Semangat Hari Kartini dalam Transformasi Kepemimpinan Perempuan di Jasa Marga

1 hari lalu

Semangat Hari Kartini dalam Transformasi Kepemimpinan Perempuan di Jasa Marga

27 persen perempuan sebagai pimpinan puncak perusahaan.


PT Pegadaian Dukung Kesetaraan Gender Melalui Edukasi Keuangan

1 hari lalu

PT Pegadaian Dukung Kesetaraan Gender Melalui Edukasi Keuangan

Dalam rangka memperingati Hari Kartini, PT Pegadaian dukung Kegiatan Edukasi Keuangan bertema "Perempuan Cerdas Keuangan, Perempuan Indonesia Hebat" yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).


Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

1 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi. TEMPO/Tony Hartawan
Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.


Daftar Film Perjuangan Kartini Berikut Sinopsisnya

3 hari lalu

Film Kartini. Foto: Netflix
Daftar Film Perjuangan Kartini Berikut Sinopsisnya

Film-film yang menggambarkan perjuangan R.A Kartini


Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

3 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director International Finance Corporation (IFC) Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat, Ahad, 21 April 2024. Sumber: Instagram @smindrawati
Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.


Jejak Surat RA Kartini: Emansipasi Hingga Agama

3 hari lalu

Komunitas Bakul Budaya membacakan surat-surat R.A Kartini di Pelataran FIB UI, Depok, Sabtu, 20 April 2024. (Dok. Humas Bakul Budaya UI)
Jejak Surat RA Kartini: Emansipasi Hingga Agama

Potongan-potongan surat RA Kartini yang menunjukan perjuangan wanita


Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

3 hari lalu

Ratusan perempuan mengikuti event lari Mbok Mlayu di Kota Yogyakarta pada Hari Kartini 2024. Dok.istimewa
Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.


Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

3 hari lalu

Aktivis perempuan termasuk dosen dan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menggelar aksi Kampus Menggugat dalam peringatan Hari Kartini di Balairung UGM Yogyakarta Minggu 21 April 2024. Dok.istimewa
Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

Kegiatan Kampus Menggugat ini menyorot kondisi demokrasi di penghujung kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang merupakan alumnus UGM.


Apa Makna Hari Kartini bagi Pemain Timnas Bola Voli Putri Indonesia Yolla Yuliana?

4 hari lalu

Pemain Indonesia All Stars, Yolla Yuliana, seusai menjalani latihan jelang menghadapi Red Sparks. Latihan dilakukan di GOR Bulungan, Jakarta, Jumat, 19 April 2024. (ANTARA/FAJAR SATRIYO)
Apa Makna Hari Kartini bagi Pemain Timnas Bola Voli Putri Indonesia Yolla Yuliana?

Pemain Timnas Bola Voli Putri Indonesia Yolla Yuliana bicara soal makna Hari Kartini bagi wanit saat ini.


Hari Kartini, Krisdayanti dan Yuni Shara Bahas Kesetaraan Pendidikan hingga Perjuangan

4 hari lalu

Kakak beradik, Yuni Shara dan Krisdayanti. Foto: Instagram/@yunishara36
Hari Kartini, Krisdayanti dan Yuni Shara Bahas Kesetaraan Pendidikan hingga Perjuangan

Krisdayanti dan Yuni Shara bicara tentang kesetaraan pendidikan perempuan hingga perjuangan hidup dalam rangka memperingati Hari Kartini 2024.