TEMPO.CO, Padang - Orang tua awak kapal Brahma 12 yang disandera kelompok Abu Sayyaf merasa senang mendengar rencana perusahaan pemilik kapal itu, PT Patria Maritime Lines, untuk membayar uang tebusan. "Ini sangat bagus. Perusahaan sudah mau membayar. Berarti sudah mulai ada kepastian," ujar Aidil, ayah salah satu awak kapal itu, Wendi Rakahadian, di Padang, Sumatera Barat, Rabu, 20 April 2016.
Menurut Aidil, dengan kebijakan baru ini ada harapan anaknya bisa segera diselamatkan. Ia menambahkan, mereka sudah disandera selama tiga pekan. Selama ini belum ada kepastian soal penyelamatan anak sulungnya itu. Kementerian Luar Negeri hanya meminta keluarga bersabar, karena mereka sedang bernegosiasi dengan penyandera. "Bagi kami orang tua, sangat bagus dibayar (tebusan)," ujarnya.
Aidil mengaku cemas atas kondisi anaknya. Apalagi setelah ia mendengar baku tembak antara tentara Filipina dan kelompok Abu Sayyaf, yang menyebabkan tewasnya dua orang dari kelompok penyandera itu.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan PT Patria Maritime Lines sepakat membayar uang pembebasan sepuluh anak buah kapal asal Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina. "Kemarin sudah disepakati 50 juta peso atau setara dengan Rp 14,3 miliar, dan itu akan diserahkan di suatu tempat," ujarnya, Selasa, 19 April 2016.
ANDRI EL FARUQI