Menteri Luhut Pertanyakan Bukti Kuburan Massal Korban 1965

Editor

Abdul Manan

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan membuka acara Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965 di Jakarta, 18 April 2016. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia telah mengumumkan bukti-bukti pelanggaran HAM berat peristiwa itu pada 2012. Kajian akademik pun telah dilakukan berbagai kalangan. TEMPO/Subekti
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan membuka acara Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965 di Jakarta, 18 April 2016. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia telah mengumumkan bukti-bukti pelanggaran HAM berat peristiwa itu pada 2012. Kajian akademik pun telah dilakukan berbagai kalangan. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Depok - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menantang pihak yang bisa membuktikan kuburan massal peristiwa 1965, yang selama ini digembar-gemborkan. Musababnya, selama ini, ada yang menyatakan keberadaan kuburan massal korban pembantaian 1965, tapi tidak bisa dibuktikan.

"Ketika saya tanya di mana dan ingin didatangi, orangnya tidak bisa menunjukkan keberadaan kuburan massal yang disebutkannya," ucap Luhut saat memberi kuliah umum di Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok, Rabu, 20 April 2016.

Menurut Luhut, hingga saat ini, tidak ada satu pihak pun yang bisa membuktikan keberadaan kuburan massal akibat pembantaian 1965. Ada yang mengatakan pembantaian terhadap anggota Partai Komunis Indonesia sampai puluhan ribu. Bahkan ada kuburan massalnya hingga 10-20 ribu orang. "Pas menghadap ke saya dan saya siap pergi ke sana, tidak bisa dibuktikan," ujarnya.

Luhut menambahkan, dalam acara simposium bertajuk "Membedah Tragedi 1965, Pendekatan Kesejarahan" di Hotel Aryaduta, juga belum ada yang bisa membuktikan berapa jumlah korban yang tewas pada peristiwa itu. "Jangan ada dusta di antara kita. Kalau ada salah negara ini, jangan mau dibawa ke luar, selesaikan di dalam negeri," tutur Luhut.

Kalau ada kebenaran data soal jumlah korban dan kuburan massal, kata Luhut, silakan menemuinya. "Ngomong saja bebas. Menkopolhukam tanggung jawab. Kalau mau diadili (pelakunya), monggo. Tapi jangan asal ngomong," ucapnya.

Model penyelesaian kasus 1965 ini, ujar Luhut, sedang dicari pemerintah bersama sejumlah lembaga. Beberapa usulan yang sudah muncul adalah melalui rekonsiliasi, rehabilitasi, dan pemulihan nama baik. "Tiga cara itu kami pertimbangkan," tuturnya.

IMAM HAMDI


Kuburan Massal, Serem Ini Pengakuan Pengubur oleh tempovideochannel








Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

21 hari lalu

Kostrad atau Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, merupakan divis elit di TNI AD. Pasukan ini terdiri atas 2 divisi yang memiliki kemampuan terjun payung, didirikan pada tahun 1961 dengan motto Dharma Putera. Kostrad menggunakan baret hijau sebagai identitas diri, dipimpin oleh perwira tinggi bintang 3. Pasukan ini tergolong sebagai pasukan elit di Indonesia, dengan segudang pengalaman tempur. TEMPO/Hariandi Hafid
Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

Kostrad mempercayakan Pasukan Tengkorak untuk menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Berikut profil salah satu pasukan elite TNI itu.


Melatih Tentara Main Musik, Maestro Biola Ini Diberi Pangkat Letkol Tituler

12 Desember 2022

Maestro biola Indonesia Idris Sardi meninggal dunia di RS Meilia, Cibubur, pada pukul 07.20 (28/4). Idris meninggal dalam usia 75 tahun. TEMPO/Nurdiansah
Melatih Tentara Main Musik, Maestro Biola Ini Diberi Pangkat Letkol Tituler

Sebelum Deddy Corbuzier memperoleh pangkat Letkol Tituler, Idris Sardi sudah lebih dulu mendapatkannya


Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

4 Oktober 2022

Komandan RPKAD Kolonel Sarwo Edhie Wibowo (tengah), di depan mahasiswa yang tergabung dalam KAMI di halaman kampus UI, Jakarta, 10 Januari 1966. Foto: DOk. Perpusnas RI
Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

Sarwo Edhie dan pasukannya bertugas menumpas kelompok G30S dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang saat itu dianggap bertanggung jawab terhadap G30S.


Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

3 Oktober 2022

Suasana sumur maut lubang buaya di Monumen Kesaktian Pancasila, Jakarta, Selasa, 29 September 2020. Tempat tersebut nantinya akan dijadikan lokasi upacara untuk peringatan Hari Kesaktian Pancasila sekaligus mengenang korban dalam peristiwa G30S/PKI khususnya tujuh pahlawan revolusi pada 1 Oktober mendatang. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

Hari ini 57 tahun silam, pasca G30S, personel RPKAD menemukan sebuah sumur tua di Lubang Buaya area Halim tempat 6 jasa jenderal dan 1 kapten.


Menapaki Jejak Keterlibatan CIA dalam G30S

2 Oktober 2022

Logo CIA. [www.the-parallax.com]
Menapaki Jejak Keterlibatan CIA dalam G30S

David T. Johnson, dalam bukunya mengungkapkan bahwa Amerika Serikat, melalui tangan-tangan CIA, turut terlibat dalam G30S pada 30 September 1965.


Daftar Buku yang Membedah Peristiwa G30S

30 September 2022

Sjam Kamaruzaman. store.tempo.co
Daftar Buku yang Membedah Peristiwa G30S

Banyak buku yang diterbitkan dalam beragam versi membahas peristiwa G30S. Di antara buku itu ada Gestapu 65 PKI, Sjam, Bung Karno Nawaksara dan G30S.


Satu Peristiwa Empat Nama: Apa Beda G30S, Gestapu, Gestok, dan G30S/PKI

30 September 2022

Suasana diorama peristiwa G30S/PKI di kawasan Monumen Kesaktian Pancasila, Jakarta, Selasa, 29 September 2020. Diorama tersebut dibuat untuk peringatan Hari Kesaktian Pnlancasila dan mengenang korban dalam peristiwa G30S/PKI khususnya tujuh pahlawan revolusi pada 1 Oktober mendatang. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Satu Peristiwa Empat Nama: Apa Beda G30S, Gestapu, Gestok, dan G30S/PKI

Tiap 30 September, Indonesia mengenang tragedi kelam G30S. Terdapat beberapa istilah lainnjya seperti Gestapu, Gestok dan G30S/PKI.


Foto Bersama Pierre Tendean dan Ade Irma Suryani Sebelum G30S di Museum AH Nasution

30 September 2022

Pengunjung mengamati diorama pada salah satu ruangan Museum Jenderal Besar DR. A. H. Nasution di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, 30 September 2017. Ratusan warga mengunjungi Museum ini bertepatan dengan peringatan 52 tahun peristiwa Gerakan 30 September 1965. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Foto Bersama Pierre Tendean dan Ade Irma Suryani Sebelum G30S di Museum AH Nasution

Pierre Tendean dan Ade Irma Suryani sempat berfoto bersama 2 bulan sebelum peristiwa G30S. Foto tersebut bisa dilihat di Museum AH Nasution.


Pierre Tendean dan Ade Irma Suryani Foto Bersama 2 Bulan Sebelum Tragedi G30S

27 September 2022

Ade Irma Suryani Nasution dan Pierre Tendean. dok. Museum AH Nasution
Pierre Tendean dan Ade Irma Suryani Foto Bersama 2 Bulan Sebelum Tragedi G30S

Pierre Tendean dan Ade Irma Suryani Nasution dikenal akrab semasa hidupnya. Mereka menjadi korban dalam penyerangan G30S dini hari itu.


Muhammad Dahlan, Menteri Agama Pelopor

7 Maret 2022

Ilustrasi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
Muhammad Dahlan, Menteri Agama Pelopor

MTQ baru dilembagakan secara nasional pada 1968 atas jasa Menteri Agama Muhammad Dahlan.