TEMPO.CO, Banjarmasin - Teti Elfrida, 37 tahun, isteri Lambas Simanungkalit yang ditembak perompak di perairan Filipina, ingin menjenguk suaminya yang masih dirawat di Malaysia.
Menurut Teti, pemilik kapal tugboat Henry, PT Global Trans Energi, berusaha membantu mewujudkan keinginannya. “Perusahaan sedang mengusahakan,” kata Teti seusai menerima kunjungan utusan PT Global Trans Energi, Selasa 19 April 2016.
Perompak kembali menyandera dan melukai kru kapal tugboat Henry dan tongkang Christy saat hendak menuju Tarakan, Kalimantan Utara. Teti menyerahkan penanganan nasib suaminya kepada perusahaan dan pemerintah pusat.
Menurut Teti, perusahaan mengabari kondisi Lambas setiap hari. Tapi, ia sendiri belum bisa berkomunikasi langsung dengan suaminya. Dari laporan perusahaan yang disampaikan kepadanya, Teti mengetahui, “Kesehatannya sudah stabil.” Ia berharap suaminya dirawat sebaik-baiknya sehingga pulang dalam keadaan sehat.
Adapun seorang wanita wakil perusahaan enggan berkomentar panjang lebar kepada wartawan. Melihat kerumunan wartawan, wanita berkaos putih itu cuma mengatakan, “Saya enggak komentar dulu.”
Kepala Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Banjarmasin, Takwin Masuku, mengatakan telah menerbitkan surat larangan berlayar menuju perairan Filipina, terutama di jalur basis perompak di sekitar Tawi-Tawi dan Sulu. Larangan ini dikeluarkan berdasarkan instruksi Kementerian Perhubungan dan berlaku tanpa batas waktu.
Sebelumnya, KSOP Banjarmasin menerbitkan surat kewaspadaan berlayar terhadap kapal-kapal kargo yang akan mengirim barang ke Filipina. Lantaran keamanan di perairan Filipina semakin runyam, Takwin mengeluarkan instruksi larangan berlayar ke Filipina, termasuk melintasi perairan barat Kalimantan.
Menurut dia, larangan ini jelas berimbas pada bisnis pengiriman barang ke Filipina. Namun, semua pihak harus mau menerimanya karena kondisi yang rawan. “Ini untuk mengantisipasi kondisi darurat,” ujar Takwin.
DIANANTA P. SUMEDI