TEMPO.CO, Tasikmalaya - Erik Airlangga tengah menanti kabar bahagia. Usia kandungan istrinya, Mesti, 30 tahun, sudah memasuki bulan kelima. Jika tak ada halangan, anak kedua karyawan PT Freeport itu lahir. Cerita menjadi berbeda pada Minggu pagi, 17 April 2016. Lulusan Institut Teknologi Bandung tersebut tak menunggu waktu itu tiba.
Terserang hipotermia di Puncak Carstensz, Timika, Papua, Erik tutup usia. "Kami dapat kabar (Erik meninggal) karena terkena hipotermia," kata Widia, 56 tahun, kakak kandung Erik, di rumah duka, Ahad malam.
Baca Juga:
Erik mendaki Puncak Carstensz pada Kamis, 14 April 2016. Dia memandu 32 pendaki yang tergabung dalam tim ekspedisi Wanita Kartini Freeport. Erik tak asing dengan pendakian Puncak Carstensz. Ekspedisi yang menjadi bagian dari peringatan Hari Kartini ini merupakan pendakian keenam Erik. Pengalaman itu membuat Erik dipilih Freeport.
Kondisi Erik rupanya tak begitu sehat ketika berangkat. Kepada Widia, Erik mengaku kurang enak badan. “Tapi (Erik) tetap mendaki," ucapnya.
Rombongan mulai turun. Tapi badai salju menghantam. Dingin luar biasa menusuk-nusuk badan Erik. Rupanya, Erik terkena hipotermia. Evakuasi diupayakan, tapi nyawa Erik tak terselamatkan.
Kabar duka dari Freeport diterima keluarga di Perumahan Laswi Reisdence, Kelurahan Cikalang, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Minggu pukul 06.00 waktu setempat. Waktu Tasikmalaya (Indonesia barat) dua jam lebih lambat daripada Papua.
Mesti, isterinya, kaget luar biasa. Ia sempat dirawat ke rumah sakit. Senin dinihari, 18 April 2016, jenazah Erik tiba di rumah. Isak tangis keluarga pun pecah. Mesti jatuh pingsan. Meski kondisinya masih lemah, Mesti memaksakan diri pulang.
"Kondisi anak saya (Mesti) lemah saat mendengar suaminya meninggal, terlebih dia sedang mengandung 5 bulan," tutur mertua Erik, Rina, di rumah duka. Saat penutup jenazah dibuka, anak perempuan Erik, Kinar, 4 tahun, memanggil-manggil namanya.
CANDRA NUGRAHA