TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah akhirnya mencalonkan diri sebagai Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia. Ditemui saat penyerahan berkas pendaftaran di kampus UI, Salemba, pada Ahad malam, 17 April 2016, ia mengatakan beberapa persoalan yang membuatnya harus "turun gunung" membenahi persoalan peralumnian UI.
Fahri mengaku mendapatkan masukan dari beberapa lembaga survei dan biro sumber daya manusia di banyak perusahaan. Dari masukan tersebut, diketahui perbedaan sumber daya manusia yang berasal dari UI, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada. "Mereka bilang kalau mau punya pegawai yang lama itu UGM karena UGM 'setia kolegial'. ITB juga begitu," kata Fahri.
Sementara itu, SDM asal UI dikenal high profile, pintar, tapi selfish dan alone ranger. Menurut dia, ini adalah masalah akibat aluminya menganggap UI bukan sebagai rumah yang dapat didatangi setiap saat. "Bukan seperti orang mudik," kata Fahri. Menurut dia, UI perlu menciptakan sistem dan ekosistemnya supaya alumni UI mampu berkontribusi lebih untuk negara dan almamaternya.
Baca Juga: Fahri Hamzah Calon Ketua Iluni: Pucuk Dicinta Ulam Pun Tiba
Fahri menambahkan, ikatan alumni perlu membangun pusat basis data (database) untuk alumni. Ia menduga sejak awal database ini sudah diabaikan. Sejak lulus pada 1996, ia mengaku tidak pernah dipanggil untuk UI. "Seolah kita tidak punya kepentingan lagi dengan kampus," kata lulusan Fakultas Ekonomi UI 1996 ini.
Menurut Fahri, UI juga harus menjadi rumah yang representatif Indonesia. Ada kecenderungan UI terjebak dalam kapitalisme. "Yang masuk bisa membayar dan sudah siap dengan standar pendidikan tertentu sehingga representasi daerah tidak ada."
Ia juga mengatakan doktrinasi dan politisasi kampus harus segera diakhiri. Alumni UI, harus juga berkontribusi untuk almamaternya. "Bayangkan UI sudah punya 1 juta alumni, tapi ruang Iluni cuma segini," katanya sambil mengayunkan tangan di ruang rapat Iluni di UI Salemba, Jakarta Pusat.
ARKHELAUS W.