TEMPO.CO, Jakarta-- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komisaris Jenderal Tito Karnavian menyebut pemindahan Abu Bakar Baasyir dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas II Pasir Putih Nusakambangan ke Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat bertujuan memutus komunikasi antara sesama terpidana teror lainnya. Hal ini buntut dari aksi Bom Thamrin.
Teror yang menghentak Jakarta pada Januari lalu diduga direncanakan dari dalam Lapas Nusakambangan. Diketahui selain Baasyir ada tokoh radikal lainnya seperti Aman Abdurahman. "Dasar pemindahannya (Baasyir) karena mereka berkelompok semua di sana. Harus kami pecah," kata Tito di Markas Kopassus Cijantung, Jakarta, Sabtu, 16 April 2016.
Mantan Kapolda Metro Jaya ini menambahkan Lapas Gunung Sindur dianggap memiliki pengamanan paling kuat dibanding lapas lainnya.
Tito menambahkan Baasyir dan para terpidana teror sudah seharusnya mendapat keamanan maksimal termasuk diisolasi. Isolasi tersebut berarti pembatasan komunikasi untuk menghindari ada rencana yang dikendalikan dari dalam penjara. "Lapas-lapas seperti kasus terorisme itu harus betul ada perlakuan khusus," ucapnya.
Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Pandjaitan menuturkan alasan pemindahan Baasyir atas dasae kemanusiaan. "Karena sudah semakin tua," ucap Luhut.
Pemerintah berencana akan memindahkan Abu Bakar Baasyir hari ini ke Lapas Gunung Sindur. Dari jadwal rencana kegiatan Kementerian Hukum dan HAM yang beredar, pemindahan Baasyir berlangsung pukul 06.00. Selain Baasyir, terpidanan mati kasus narkoba Freddy Budiman akan mengikuti pemindahan. Freddy dipindahkan ke Lapas Nusakambangan.
AHMAD FAIZ