TEMPO.CO, Surabaya - Rumah berpagar hitam di Wisma Permai Barat Nomor 39, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya, itu tampak sepi. Garasinya terbuka, tapi tidak ada mobil yang parkir di dalamnya. Satu pintu di lantai dua terbuka sedikit. Itulah rumah Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur La Nyalla Mattalitti.
“Bapak (La Nyalla) tidak di sini. Yang ada anggota keluarganya. Pak Amin namanya,” kata Teguh Priyono, lelaki tinggi kekar berbaju hitam-oranye yang merupakan penjaga rumah La Nyalla, Sabtu, 16 April 2016.
Menurut Teguh, sejak kasus La Nyalla menjadi pembicaraan media massa, dia dan teman-temannya berinisiatif berjaga-jaga. Terlebih setelah La Nyalla dikabarkan ke luar negeri. "Penjagaan ini kegiatan sukarela," ucapnya.
Teguh membantah La Nyalla sudah pulang ke Surabaya. Menurut dia, saat ini ada tim khusus yang dibentuk untuk membuktikan ada permainan politik di balik penetapan La Nyalla sebagai tersangka penyelewengan dana hibah.
Selama kasus tersebut belum tuntas, Teguh yakin La Nyalla tidak bakal pulang. “Nanti, kalau Bapak pulang, terus ditangkap. Ini kan sudah kelihatan mata permainan politiknya,” ujar Teguh.
Sebelumnya, dalam sebuah situs online, tersiar kabar bahwa La Nyalla sudah pulang ke Indonesia. Berita itu disertai video yang menyebutkan La Nyalla berada di hotel mewah Surabaya mengenakan baju hijau dan sandal jepit berbincang dengan seseorang. Dalam keterangannya, video berdurasi 1,25 menit itu diambil pada Jumat pagi, 15 April 2016.
La Nyalla sudah dua kali ditetapkan tersangka oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. Penetapannya sebagai tersangka yang pertama terjadi pada 16 April 2016. Setelah jeratan tersangka itu lolos melalui putusan praperadilan yang dibacakan hakim tunggal Ferdinandus di Pengadilan Negeri Surabaya, Selasa, 12 April 2016, Kejaksaan Tinggi Jawa Timur kembali menetapkan La Nyalla sebagai tersangka pada hari itu juga. Selama proses sidang, La Nyalla dikabarkan berada di luar negeri.
SITI JIHAN SYAHFAUZIAH