Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kata Direktur Sumber Waras Kenapa Jual Lahan ke Pemprov DKI

Editor

Anton Septian

image-gnews
Direktur Umum Rumah Sakit Sumber Waras Abraham Tedjanegara memberi keterangan pers tentang penjualan tanah yayasan itu di ruang pertemuan RS Sumber Waras, Jakarta Barat, Sabtu, 16 April 2016. Tempo/Rezki Alvionitasari
Direktur Umum Rumah Sakit Sumber Waras Abraham Tedjanegara memberi keterangan pers tentang penjualan tanah yayasan itu di ruang pertemuan RS Sumber Waras, Jakarta Barat, Sabtu, 16 April 2016. Tempo/Rezki Alvionitasari
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Umum Rumah Sakit Sumber Waras Abraham Tedjanegara menjelaskan latar belakang pembelian lahan rumah sakit yayasan itu oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Abraham membantah cerita miring di balik pembelian tersebut.

"Diawali pada 2013 bulan November, kami melakukan perjanjian pengikatan jual-beli dengan PT CKU (Ciputra Karya Utama)," kata Abraham di ruang pertemuan RS Sumber Waras, Jakarta Barat, Sabtu, 16 April 2016.

Perjanjian itu untuk jual-beli tanah milik Yayasan Kesehatan Sumber Waras seluas 36.410 meter persegi. "Dalam perjanjian dicantumkan, apabila CKU tidak bisa mendapat izin perubahan peruntukan lahan dari suka sarana kesehatan (SSK) menjadi rumah susun sampai 3 Maret 2014, perjanjian batal demi hukum," ujar Abraham.

Ia menjelaskan, nilai jual obyek pajak (NJOP) tanah waktu itu sebesar Rp 12.195.000. Abraham menuturkan Yayasan Kesehatan Sumber Waras menjual kepada Ciputra senilai Rp 15,5 juta. "Bisa kami buktikan bahwa harga yang kami jual adalah harga di atas NJOP," ucapnya.

Tanah yang ingin dijual yayasan ini lebih dari setengah total lahan RS Sumber Waras. Menurut Abraham, sisi tanah yang dijual berada di sayap kiri dari bagian depan rumah sakit tersebut. Ia mengatakan, pada waktu perjanjian dengan Ciputra, ia dan Yayasan Sumber Waras sama sekali tidak berhubungan dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Tapi tiba-tiba pada pertengahan Mei 2014, kami melihat ada running text di televisi yang bunyinya, ‘Ahok telah membeli RS Sumber Waras senilai 1,7 T’," ujar Abraham. Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat itu adalah pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta. "Ketika kami melihat itu, kami diamkan. Ternyata besok paginya, hampir semua stasiun TV memberitakan."

Abraham masih membiarkan ramainya berita soal Sumber Waras. Namun ia mendapatkan keluhan dari karyawan. Banyak karyawan yang bertanya kepada Abraham, kenapa rumah sakit dijual tanpa informasi kepada mereka. Operasional rumah sakit pun, ucap dia, mulai terganggu.

"Karena itu, kami meminta waktu kepada Pemprov DKI untuk bertemu dengan Pak Ahok," tutur Abraham. Pertemuan mereka pun terjadi pada 6 Juni 2014. "Pak Ahok mengatakan, pada dasarnya dan tidak mungkin perizinan itu diubah, karena sampai hari ini DKI masih sangat kekurangan sarana rumah sakit. Dia bilang, DKI sangat membutuhkan rumah sakit."

Abraham mengaku bertanya ulang, apakah mungkin ada kesempatan untuk mengubah izin peruntukan lahan itu menjadi wisma susun. "Tapi Pak Ahok dengan tegas mengatakan kami berdua (dengan Jokowi) sampai mati tidak akan mungkin mengubah perizinan rumah sakit, karena rumah sakit sangat dibutuhkan oleh DKI," ucapnya.

Perbincangan mereka lalu berlanjut. Ahok bertanya kepada Abraham soal maksud dan tujuan penjualan lahan. Abraham menuturkan untuk meremajakan lokasi itu. "Di situlah ada tawaran dari Pak Ahok, ‘Kenapa tanah ini tidak dijual kepada DKI? Tapi dengan satu syarat: harganya NJOP’," ujar Abraham menirukan Ahok.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia pun berembuk dengan direksi dan pimpinan yayasan. Mereka juga mendatangi pihak Ciputra. Menurut Abraham, Ciputra tidak keberatan ada pembatalan jual-beli. Ia juga menyampaikan kepada Ciputra bahwa yayasan bersedia menjual tanah itu kepada Pemprov DKI.

"Itulah awal mulanya terjadi hubungan kami dengan DKI," kata Abraham. Ia menegaskan, pihak Sumber Waras tidak pernah menawarkan rumah sakit itu kepada DKI. "Kedua, hasil pertemuan baru ada rencana, dan kami merundingkan dulu."

Setelah setuju, proses jual-beli pun berlangsung. Penandatanganan akta pelepasan hak dari rumah sakit ke Pemprov DKI terjadi pada 17 Desember 2014. Dalam penjualan itu, ucap Abraham, harga tanah yang ditawarkan rumah sakit sesuai , yakni Rp 20,7 juta.

Abraham juga menawarkan bangunan Rp 25 miliar untuk dibeli Pemprov. Namun, setelah bernegosiasi, penawaran itu tidak disetujui. Pemprov tak membeli bangunan rumah sakit. Total harga tanah yang dibeli Pemprov senilai Rp 755 miliar atau tepatnya Rp 755.689.5dengan NJOP PBB 201450.000. Pembayarannya melalui transfer ke Bank DKI Jakarta Yayasan Sumber Waras.

Pembelian lahan rumah sakit ini memicu polemik. Apalagi setelah Badan Pemeriksa Keuangan menganggap prosedur pembelian menyalahi aturan dan menduga ada kerugian negara hingga Rp 191 miliar. Lalu Komisi Pemberantasan Korupsi menyelidiki kasus ini mulai 20 Agustus 2015.

REZKI ALVIONITASARI

Catatan redaksi:
Berita ini telah direvisi pada Minggu, 17 April 2016. Sebelumnya pada paragraf ketiga dari bawah  tertulis harga tanah yang ditawarkan rumah sakit sesuai dengan NJOP PBB 2014 Rp 27 juta. Angka yang benar adalah Rp 20,7 juta.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

KPK Sebut Penyelidikan Sumber Waras dan Century Tak Dihentikan

20 Februari 2020

Ketua KPK, Firli Bahuri didampingi juru bicara KPK, Ali Fikri (kanan) memberikan keterangan kepada awak media, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 17 Januari 2020. Sepuluh tersangka baru tersebut adalah: Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Pekerjaan Umum, M Nasir, pejabat pelaksana teknis kegiatan Tirtha Adhi Kazmi, dan delapan kontraktor Handoko Setiono, Melia Boentaran, I Ketut Surbawa, Petrus Edy Susanto, Didiet Hadianto, Firjan Taufa, Viktor Sitorus dan Suryadi Halim. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Sebut Penyelidikan Sumber Waras dan Century Tak Dihentikan

KPK mengatakan empat kasus besar yang sedang mereka selidiki tak dihentikan.


Sandiaga Uno Tak Akan Beli Lahan Baru Pengganti RS Sumber Waras

9 Januari 2018

29_metro_sumberwaras
Sandiaga Uno Tak Akan Beli Lahan Baru Pengganti RS Sumber Waras

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan tidak akan membeli lahan baru untuk membangun rumah sakit pengganti Rumah Sakit (RS) Sumber Waras.


Sandiaga Uno Mau Kasus Sumber Waras dan Cengkareng Segera Tuntas

6 Januari 2018

BPK Masih Persoalkan Lahan Sumber Waras
Sandiaga Uno Mau Kasus Sumber Waras dan Cengkareng Segera Tuntas

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berharap kasus pembelian lahan Cengkareng Barat dan lahan RS Sumber Waras di era Ahok segera diusut tuntas.


Kasus Sumber Waras Era Ahok Dibuka KPK DKI, Tanggapan Djarot?

5 Januari 2018

29_metro_sumberwaras
Kasus Sumber Waras Era Ahok Dibuka KPK DKI, Tanggapan Djarot?

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mempersilakan KPK DKI menindaklanjuti kasus pembelian lahan RS Sumber Waras era Ahok.


BPK: DKI Belum Tindaklanjuti Rekomendasi Kasus Sumber Waras

20 Juli 2017

Sampul majalah TEMPO Waswas Sumber Waras.
BPK: DKI Belum Tindaklanjuti Rekomendasi Kasus Sumber Waras

BPK belum mendapat tindak lanjut atas rekomendasi BPK terhadap pembelian lahan rumah sakit Sumber Waras pada 2014.


BPK Persilakan DKI Bangun Rumah Sakit Kanker Sumber Waras  

20 Juli 2017

Denah lahan Rumah Sakit Sumber Waras yang dibeli pemerintah Jakarta.
BPK Persilakan DKI Bangun Rumah Sakit Kanker Sumber Waras  

Kepala BPK DKI Syamsuddin mengatakan pemerintah bisa melanjutkan pembangunan rumah sakit khusus kanker di atas lahan RS Sumber Waras.


Sandiaga Uno: Rencana Pembangunan RS Sumber Waras Jadi Prioritas  

12 Juli 2017

Rumah Sakit Sumber Waras, Grogol, Jakarta, 24 Maret 2016. TEMPO/Subekti
Sandiaga Uno: Rencana Pembangunan RS Sumber Waras Jadi Prioritas  

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan tim sinkronisasi akan membahas kemungkinan kelanjutan pembangunan Rumah Sakit Sumber Waras.


Sempat Mandek, DKI Lanjutkan Pembangunan RS Sumber Waras

11 Juli 2017

Rumah Sakit Sumber Waras, Grogol, Jakarta, 24 Maret 2016. TEMPO/Subekti
Sempat Mandek, DKI Lanjutkan Pembangunan RS Sumber Waras

Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan setelah mandek, pembangunan Rumah Sakit Sumber Waras, Jakarta Barat, dilanjutkan.


RS Sumber Waras Akan Dibangun, Ahok Berencana Pinjam Duit BUMN

3 Mei 2017

Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. MARIA FRANSISCA
RS Sumber Waras Akan Dibangun, Ahok Berencana Pinjam Duit BUMN

Ahok meminta BUMN membangun Rumah Sakit Sumber Waras, kemudian Pemerintah DKI Jakarta mengangsur secara berkala uang pinjaman.


Proyek RS Sumber Waras, Sandiaga Akan Bentuk Tim Transisi

28 Februari 2017

Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno menyampaikan sambutan saat meghadiri deklarasi dukungan bersama Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PAN Jakarta Timur, di Cipayung, Jakarta Timur, 27 Februari 2017. TEMPO/Febri Husen
Proyek RS Sumber Waras, Sandiaga Akan Bentuk Tim Transisi

Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno akan membuat tim transisi untuk melanjutkan pembanguan Rumah Sakit Sumber Waras.