TEMPO.CO, Makassar - Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti akan menuju Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah untuk mengevaluasi operasi Tinombala. Di Poso, Kapolri akan mengecek kondisi pasukan dan memberi pengarahan terkait operasi pengejaran terhadap kelompok teroris Santoso.
"Kami akan mengevaluasi teknis-teknis operasi yang pasukan lakukan selama ini," kata Badrodin kepada wartawan saat tiba di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Kamis malam, 14 April 2016.
Badrodin tiba di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar pukul 22.45 Wita. Ia datang bersama rombongan di antaranya Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal M. Tito Karnavian dan Komandan Brimob Inspektur Jenderal Murad Ismail.
Ihwal evaluasi pasukan, Badrodin mengatakan pihaknya masih menunggu laporan perkembangan operasi selama ini. Ia menyatakan kedatangannya di Poso juga akan memberi motivasi dan semangat kepada personel Polri yang bertugas di wilayah itu.
Sebelumnya, Polri menjalankan operasi Tinombala untuk mengejar kelompok Santoso di Poso. Operasi itu dimulai pada 10 Januari 2016. Awalnya, operasi ini direncanakan akan selesai pada 9 Maret 2016, tapi diperpanjang hingga enam bulan ke depan. Dalam baku tembak terakhir antara pasukan gabungan TNI-Polri dan kelompok teroris, dua orang terduga teroris kelompok Santoso tewas.
Sementara itu, beberapa waktu lalu, helikopter Bell 412 EP milik TNI Angkatan Darat jatuh di Poso dan menyebabkan 13 penumpangnya tewas. Sempat ada dugaan helikopter tersebut jatuh akibat serangan teror kelompok Santoso, tapi hingga saat ini Mabes TNI dan Polri masih menyelidiki penyebab kecelakaan itu. Dugaan sementara, helikopter jatuh karena cuaca buruk.
Kapolri bersama rombongan akan berangkat ke Poso pada Jumat, 15 April 2016 pukul 07.55 Wita dengan menggunakan maskapai Wings Air.
"Sebelum berangkat ke Poso, rombongan bermalam di Hotel Sheraton, transit di Makassar, dan melanjutkan perjalanan ke Poso besok," kata juru bicara Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat Komisaris Besar Frans Barung Mangera.
SAHRUL ALIM