TEMPO.CO, Tulungagung - Bencana banjir dan longsor menerjang permukiman penduduk di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Meski tak menimbulkan korban jiwa, air masih menggenangi ratusan rumah sejak lima hari lalu.
Banjir setinggi hingga satu meter terjadi sejak Selasa malam di Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung. Ratusan rumah penduduk di Desa Tanjungsari dan Desa Serut terendam air dari luapan sungai di pinggir desa. "Rumah kami terendam air,” kata Supriyadi, warga Desa Tanjungsari, Rabu, 13 April 2016.
Menurut dia, banjir ini terjadi akibat curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir. Akibatnya, sebuah sungai dengan lebar sekitar tujuh meter tak mampu menampung air hingga meluap ke permukiman penduduk di sekitarnya. Sungai tersebut merupakan aliran air pembuangan irigasi Lodoyo yang kerap membludak saat tak mampu lagi menampung air.
Jadi, setiap kali hujan deras terjadi, aliran sungai menjadi penuh dan meluap hingga merendam ratusan permukiman penduduk. Dalam banjir yang terjadi sejak Sabtu, 8 April 2016, ratusan rumah terkepung air hingga setinggi satu meter. Celakanya, air tersebut tak kunjung surut hingga hari ini.
Meski banjir tak menunjukkan gejala surut, tak ada satu pun warga yang meninggalkan rumah. Mereka tetap bertahan di rumah yang digenangi air meski dengan alasan menjaga perabot rumah. Mereka khawatir banjir makin meninggi dan tak bisa menyelamatkan harta benda. “Sementara peralatan ditempatkan di atas lemari atau meja,” kata Supriyadi.
Menurut dia, warga meminta langkah konkret dari pemerintah terkait dengan saluran irigasi Lodoyo yang kerap membludak di musim hujan. Sementara itu, longsor yang menimpa rumah warga terjadi di Dusun Njengglik, Desa Sendang, Tulungagung. Reruntuhan tanah menimpa teras rumah milik Barsi dengan panjang 7 meter dan ketebalan 3 meter. Rumah ini berada di bawah lereng tanah setinggi 6 meter yang ambrol setelah diguyur hujan sejak Selasa sore. Tak ada korban jiwa dalam musibah yang terjadi kemarin petang itu. Aparat kecamatan dengan dibantu personel TNI dan Polri berupaya melakukan pembersihan tanah yang longsor dari rumah Barsi agar bisa ditempati kembali.
HARI TRI WASONO