TEMPO.CO, Banjarmasin- Kepolisian Resor Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, membentuk tim khusus untuk mengusut kasus penyiraman air keras terhadap dokter Khalida Fetriyani Ningsih. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Hulu Sungai Utara Ajun Komisaris John Letedara menuturkan polisi masih memburu pelaku.
John belum mengetahui motif penyiraman dan siapa pelakunya. “Kami bentuk tim khusus untuk menyelidiki pelakunya. Ada dua orang pelaku, tapi satu orang yang menyiram air keras ke tubuh korban,” ujar John kepada Tempo, Rabu, 13 April 2016.
Khalida Fitriyani, 36 tahun, disiram air keras berwarna biru oleh seseorang tak dikenal di halaman rumahnya, Senin malam lalu. Kakak kandung korban, Dede Hidayatulah, menuturkan bahwa Khalida saat itu usai memarkir mobil minibus warna hitam berpelat merah dengan nomor polisi DA-253-F. Beres memarkir mobil, kata Dede, Khalida membuka pintu.
Peristiwa itu terjadi di rumah orang tua korban, H. Mukmin, yang beralamat di Jalan Jermani Husin, Desa Sungai Bahadangan, RT 1, Kecamatan Banjang, Kabupaten Hulu Sungai Utara. “Saat pintu dibuka, seseorang langsung menyiram pakai air keras. Mau kembali lagi ke dalam mobil enggak bisa, karena kejadiannya cepat,” ujarnya.
Menurut Dede, kulit tubuh bagian kanan, mulai wajah hingga kaki Khalida, melepuh akibat penyiraman itu. Korban sempat dibawa ke Rumah Sakit Mulia, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Ulin, Kota Banjarmasin.
Khalida bekerja sebagai dokter spesialis anak di Rumah Sakit Umum Pambalah Batung dan Rumah Sakit Mulia di Kota Amuntai, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Utara. Adapun H. Mukmin berwiraswasta sebagai pedagang mebel di Kota Amuntai.
Siraman air keras membuat Khalida mesti menjalani operasi. Menurut dia, bagian tubuh yang melepuh paling parah di bagian lengan tangan kanan, dada, dan kaki kanan. Adapun wajah dan mata sisi kanan terkena cipratan siraman air keras. “Operasinya Selasa, 12 April, pukul 10.00 Wita. Kata dokter, kondisinya bisa membaik asalkan butuh sterilisasi,” katanya.
Dari keterangan awal, Dede berujar bahwa pelaku diduga lebih dulu tiba di halaman rumah korban. Pelaku sempat mengintai tatkala Khalida memarkir mobil. Namun, kata dia, Khalida tidak mengetahui keberadaan pelaku. Dede menduga, pelaku bersembunyi di kegelapan.
DIANANTA P. SUMEDI