TEMPO.CO, Probolinggo - Kawah Gunung Bromo di Probolinggo, Jawa Timur, masih mengeluarkan suara dentuman pada Rabu, 13 April 2016. Kendati demikian, status aktivitas Gunung Bromo masih tetap pada level II atau waspada.
Informasi visual dan kegempaan dari Pos Pengamatan Gunung Api Bromo di Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, menyebutkan aktivitas vulkanis Bromo fluktuatif. Secara visual, Bromo mengembuskan asap kelabu kecokelatan tipis hingga tebal, tekanan lemah hingga kuat, dan tinggi sekitar 900-1.500 meter dari puncak.
Asap diterbangkan angin ke arah barat daya-timur laut. Terdengar suara gemuruh lemah hingga kuat dari kawah. Teramati pula sinar api dari kawah. Hujan abu tipis mengguyur hingga di Pos Pengamatan Gunung Api Bromo atau sekitar 3 kilometer dari kawah aktif.
Adapun secara kegempaan, aktivitas Bromo juga fluktuatif. Gempa tremor dengan amplitudo maksimum 0,5-15 milimeter dominan 2 milimeter.
Terjadi gempa vulkanis dangkal dengan amplitudo maksimum 13-21 milimeter dan lama gempa 7-13 detik. Terdeteksi 40 kali embusan dengan amplitudo maksimum 10-36 milimeter dan lama gempa 11-42 detik.
Dalam status waspada, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melarang warga di sekitar Bromo maupun pengunjung memasuki kawasan dalam radius 1 kilometer dari kawah aktif.
Kepala Subbagian Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Berapi Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Hendra Gunawan mengatakan energi tremor Gunung Bromo masih di bawah periode erupsi November 2015-Februari 2016.
Berdasarkan data Pos Pengamatan Gunung Api Bromo, deformasi kembali stabil. Selain itu, dibandingkan dengan periode erupsi November 2015-Februari 2016, energi tremor secara umum saat ini masih di bawah ketika Gunung Bromo dinyatakan berada pada level III atau siaga.
DAVID PRIYASIDHARTA