TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komisaris Jenderal Tito Karnavian mengatakan bahwa Siyono masuk jaringan teroris.
"Informasi yang kami peroleh dari Densus Polri seperti itu," kata Tito di sela pertemuan dengan Komisi Hukum DPR, Rabu, 13 April 2016.
Siyono adalah warga Klaten, Jawa Tengah, yang ditangkap tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Nahas, Siyono tewas dengan luka patah tulang rusuk ketika masih dibawa tim Densus.
Tito menyebut jika Siyono masuk jaringan Jamaah Islamiyah. Meski sudah bubar, Tito yakin masih ada sejumlah simpatisan atau komunitas bekas Jamaah Islamiyah.
Sayangnya Tito enggan berkomentar perihal kematian Siyono dan hasil autopsi terhadap jenazah bapak lima anak itu. Menurut Tito, urusan Siyono merupakan ranah Polri.
"Informasi yang saya dapat, Siyono masuk jaringan (teroris) dan ada perlawanan (Siyono) ke petugas," katanya.
Kemarin, Pengurus Pusat Muhammadiyah, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, dan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan bertemu dengan Komisi Hukum DPR. Komnas HAM menjelaskan hasil autopsi jenazah Siyono dan penyebab kematiannya. Bahkan Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum Busyro Muqqodas, meminta DPR mengevaluasi kinerja Densus Polri dan BNPT.
INDRA WIJAYA