TEMPO.CO, Surabaya - Kebun Binatang Surabaya belum menyerahkan rencana program tahunan kepada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam hingga April 2016.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Surabaya BKSDA, Eko Setyo Budi mengatakan usai pertemuan dengan Walikota Surabaya Tri Rismaharini dan pihak Kebun Binatang Surabaya beberapa hari lalu, BKSDA telah memberi arahan kepada KBS untuk segera membuat rencana program tahunan itu.
Eko menjelaskan pemberian rencana program tahunan seperti itu harus diberikan pihak kebun binatang kepada BKSDA supaya izin Kebun Binatang Surabaya sebagai lembaga konservasi satwa bisa diperbarui. "Kebun Binatang Surabaya termasuk tempat konservasi jadi harus ada rencana tahunannya," kata Eko saat dihubungi Tempo, Selasa, 12 April 2016.
Eko menuturkan rencana program tahunan harus diserahkan agar BKSDA dapat memperbarui izin Kebun Binatang Surabaya sebagai lembaga konservasi satwa. "Kan, Kebun Binatang Surabaya termasuk tempat konservasi, jadi harus ada rencana tahunannya."
Ihwal anggapan bahwa kebun binatang tersebut kelebihan populasi, BKSDA akan melakukan pengecekan secara langsung, termasuk meminta penjelasan kepada pengurusnya soal kondisi kandang. "Kami akan lakukan pengecekan, termasuk soal harimau yang mati kemarin," ujarnya.
Sebelumnya, harimau Sumatera berjenis kelamin jantan yang bernama Rama mati pada Minggu, 10 April 2016, pukul 18.10. Harimau tersebut mati karena diduga mengalami gagal jantung.
Sebelum mati, Rama sempat dibius setengah dosis sekitar pukul 09.30. Kala itu, Rama dibersihkan karang giginya serta diobati sariawan dan luka di bawah dagu sebelah kiri. Selain itu, Rama sempat diinfus sebelum mati, tapi dicabut.
Rama mulai tidak mau makan dan minum, bahkan pergerakan napasnya sudah tidak beraturan dan akhirnya mati pukul 18.10. Dengan matinya Rama, koleksi harimau Sumatera Kebun Binatang Surabaya berjumlah sembilan, terdiri atas enam betina dan tiga jantan.
EDWIN FAJERIAL