TEMPO.CO, Sidoarjo - Bupati Sidoarjo Saiful Ilah terus mempersilakan Lapindo Brantas Inc mengebor sumur baru di Desa Kedungbanteng, Tanggulangin, yang hanya berjarak sekitar empat kilometer dari pusat semburan lumpur Lapindo. Alasannya, kekayaan alam yang melimpah di Sidoarjo harus dimanfaatkan.
"Masalah lumpur sudah selesai. Kami berharap masyarakat Sidoarjo menyadari bahwa di bawah wilayah Sidoarjo terdapat tambang dan harta alam yang melimpah," katanya saat menghadiri HUT ke-20 Lapindo di Perumahan Kahuripan Nirwana Village (KNV), Selasa, 12 April 2016.
Masyarakat Sidoarjo diminta memahami hal itu. "Mari kita bicarakan dengan baik-baik demi kemajuan Sidoarjo." Saiful menjanjikan kesepakatan antara Lapindo Brantas dan pemerintah Kabupaten Sidoarjo terkait dengan pengeboran.
Perjanjian itu meliputi risiko dan manfaat pengeboran bagi warga Sidoarjo. "Kalau keluar lumpur bagaimana caranya, kalau keluar minyak, kita kebagian berapa.” Tujuannya agar masyarakat Sidoarjo bisa menikmati harta alam sendiri daripada dinikmati orang lain.
Presiden Lapindo Brantas Inc Tri Setia Sutisna berharap masyarakat Sidoarjo mendukung rencana pengeboran. "Kami di Sidoarjo merasa bukan orang asing. Kami di sini ingin mengoptimalkan kekayaan alam yang ada di bawah Sidoarjo.” Ia meminta masyarakat Sidoarjo mendukung pengeboran yang disebutnya sebagai program pemerintah.
Lapindo berencana mengebor dua sumur baru di Desa Kedungbanteng. Pada awal Januari 2016, Lapindo sempat mengeruk tanah sebagai persiapan pengeboran sumur baru di dekat sumur Tanggulangin 1 (TGA-1). Namun kegiatan itu dihentikan setelah warga setempat menolak dengan alasan trauma.
SKK Migas juga meminta Lapindo menghentikan sementara kegiatan persiapan pengeboran. Tim Kajian Kelayakan Teknis dan Sosial dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya bentukan Gubernur Jawa Timur Soekarwo sedang meneliti lokasi sekitar pengeboran. Tim sudah ke lokasi sekitar pengeboran sejak sepekan lalu.
NUR HADI