TEMPO.CO, Surabaya - Memakai kaus putih bergambar wajah Ketua Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Jawa Timur La Nyalla Mattalitti dan bertuliskan 'Stop Kriminalisasi La Nyalla', sebanyak 20 orang kader Pemuda Pancasila Surabaya secara bergantian dicukur gundul. Kegiatan itu dilakukan di kantor Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila Kota Surabaya di Jalan Dharmahusada Indah.
"Aksi ini dilakukan secara spontanitas," kata Ketua Srikandi Pemuda Pancasila Surabaya Wiralina kepada Tempo, Senin, 12 April 2016.
Wiralina menjelaskan, aksi mencukur gundul digunakan sebagai rasa syukur atas menangnya La Nyalla dalam sidang praperadilan yang digelar di Pengadilan Negeri Surabaya. Dia sangat berterima kasih kepada hakim yang telah membuat keputusan itu. "Syukur alhamdulillah," katanya.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Sekretaris Pimpinan Anak Cabang Pemuda Pancasila Sukomanunggal Basuki. Menurut dia, kemenangan dalam sidang praperadilan adalah kemenangan bagi semua kader Pemuda Pancasila di Jawa Timur. Dia menjelaskan kader Pemuda Pancasila akan selalu mengawal kasus korupsi Kadin itu.
"Kami siap membela Pak Nyalla. Ini karena kami yakin Pak Nyalla tak bersalah," ujarnya.
Basuki berharap nantinya tidak ada upaya kriminalisasi kembali oleh kejaksaan. "Setop kriminalisasi Pak Nyalla lewat kasus."
Sebelumnya hari ini, Pengadilan Negeri Surabaya memutuskan bahwa Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur La Nyalla Mattalitti menang dalam sidang praperadilan yang digelar Selasa ini. Dalam surat putusannya, hakim Fernandus menyatakan penyidikan dan penetapan La Nyalla sebagai tersangka tidak sah. Dengan kata lain, Kejaksaan Tinggi Jawa Timur melanggar prosedur hukum ketika menetapkan La Nyalla sebagai tersangka.
La Nyalla Mattalitti ditetapkan sebagai tersangka kasus penggunaan dana hibah Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur untuk pembelian saham perdana (IPO) Bank Jatim pada 2012. La Nyalla dinyatakan masuk daftar pencarian orang (DPO) setelah beberapa kali mangkir dari pemeriksaan Kejaksaan Tinggi. Dana yang diduga dikorupsi Ketua PSSI ini sekitar Rp 5,3 miliar untuk membeli saham perdana Bank Jatim pada 2012.
EDWIN FAJERIAL