TEMPO.CO, Kendari - Seorang warga Desa Lalonggowuna, Kecamatan Tongauna, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, kembali menjadi korban musibah tersambar petir.
Daeng Abu, 52 tahun, tewas tak bernyawa di area persawahan. Pria paruh baya ini ditemukan pada Rabu, 30 Maret 2016, pukul 20.30 Wita oleh istri dan beberapa kerabatnya.
Nurwati, istri korban, mengatakan kemarin, seperti biasanya, pagi-pagi Daeng Abu berpamitan mau ke sawah, mengingat saat ini sudah memasuki musim tanam.
Namun, sejak keluar rumah pada pagi hingga malam hari, suaminya tak juga pulang. Akhirnya, Nurwati memutuskan menyusul suaminya ke sawah. Malangnya, saat tiba di lokasi persawahan, Nurwati terkejut karena menemukan suaminya sudah tak bernyawa.
“Biasanya sore dia sudah di rumah. Nah, tadi sudah lewat pukul 19.00, suamiku belum juga pulang, makanya saya mengajak adik dan tetangga untuk turun mencari keberadaan suami saya. Setelah tiba di sawah, kami temukan dia dalam posisi duduk dengan kaki terlipat sambil memegang bibit padi,” ujar Nurwati.
Setelah mengetahui suaminya sudah tidak bernyawa, Nurwati yang mengaku sangat syok dan histeris kemudian meminta adiknya segera melaporkan kejadian itu ke Kepolisian Sektor Tongauna.
Kepolisian langsung menuju lokasi kejadian dan melakukan olah tempat kejadian perkara guna memastikan kematian korban yang sudah memiliki enam cucu ini. Dalam pemeriksaan tersebut, polisi menemukan adanya bekas luka sengatan listrik di dada korban.
Kepala Polsek Tongauna Iptu Muhammad Alimin menuturkan, setelah dilakukan pemeriksaan sementara di lokasi kejadian serta memeriksa keterangan saksi-saksi, dugaan sementara adalah Daeng Abu meninggal akibat tersambar petir. Dugaan itu dikuatkan oleh hasil pemeriksaan dokter spesialis dari Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe.
“Setelah kami lakukan olah TKP serta mendapatkan keterangan dari dr Rudi Hartono yang datang ke lokasi kejadian dan langsung melakukan pemeriksaan terhadap jasad korban, ada bekas luka sengatan listrik di dada korban. Jadi kami menduga sementara korban tewas akibat tersambar petir,” kata Alimin
ROSNIAWANTY FIKRI
