TEMPO.CO, Malang - Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, menggelar kompetisi membuat aplikasi dan piranti lunak dalam 24 jam berlabel Hackathon Ngalam 2016. Kompetisi untuk pelajar dan mahasiswa itu ikut meramaikan Konferensi Kota Kreatif Indonesia (ICCC) 2016 yang diselenggarakan di kota itu mulai hari ini, Rabu 30 Maret 2016.
"Aplikasi untuk mengatasi persoalan transportasi, sampah dan pasar tradisional," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi, Zulkifli Amrizal, Rabu 30 Maret 2016.
Zulkifli menerangkan, kompetisi digelar pemerintah kota itu bekerja sama dengan komunitas Startup Ongis Nade (Stasion). Mereka lalu menjaring sebanyak 50 pelajar tingkat SMA dan mahasiswa yang ada di Kota Malang untuk ditantang menciptakan aplikasi melalui android dan website yang mampu menyelesaikan persoalan perkotaan.
Para peserta yang terbagi ke dalam 20 tim itu akan 'dikarantina' selama 24 jam di Digital Innovation Lounge (Dilo) Malang untuk proses kreatif masing-masing. Tentang pengelolaan sampah, misalnya, peserta diharapkan mampu membuat sistem aplikasi untuk mengukur volume dan fungsi lainnya.
"Kompetisi ini akan digelar rutin setiap tahun untuk menyelesaikan masalah perkotaan dengan teknologi informatika," kata Zulkifli.
Baca Juga:
Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif, Hari Sungkari, berharap kompetisi ini turut berkontribusi memecahkan persoalan Kota Malang. Para pemuda diharapkan terlibat dalam membuat terobosan baru yang berkaitan dengan aspek lingkungan, sampah, pasar tradisional, dan transportasi.
"Saatnya anak muda menunjukkan diri untuk terlibat mencari solusi persoalan di kota Malang," kata Hari.
Kompetisi ini sekaligus untuk meramaikan Konferensi Kota Kreatif Indonesia (ICCC) 2016. ICCC digelar 30 Maret hingga 1 April 2016 dihadiri 52 anggota jejaring kota kreatif di Indonesia dan delegasi dari sejumlah negara di ASEAN.
EKO WIDIANTO