Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Atasi Banjir Citarum, Pemerintah Buat Terowongan Jompong

Editor

Zed abidien

image-gnews
Tukang perahu membawa penumpang melewati Jalan Kampung Cijagra, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dengan perahu saat banjir sungai Citarum merendam perkampungan, 16 Maret 2016. Dalam seharinya, tukang perahu bisa meraup pendapatan hingga Rp 100.000. TEMPO/Prima Mulia
Tukang perahu membawa penumpang melewati Jalan Kampung Cijagra, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dengan perahu saat banjir sungai Citarum merendam perkampungan, 16 Maret 2016. Dalam seharinya, tukang perahu bisa meraup pendapatan hingga Rp 100.000. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Direktorat Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Yudha Mediawan mengatakan akan membangun sudetan berupa terowongan sepanjang 300 meter di Curug Jompong untuk pengendali banjir Sungai Citarum.

“Insya Allah tahun ini karena Pak Menteri (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) minta segera,” katanya kepada Tempo di Gedung Sate, Bandung, Rabu, 30 Maret 2016.

Yudha menuturkan, sedikitnya ada tiga infrastruktur yang dibutuhkan untuk mengendalikan banjir tahunan di Sungai Citarum, selain melakukan pengerjaan normalisasi tubuh sungai itu. Yaitu kolam retensi di Cieunteung di Kabupaten Bandung, floodway untuk membagi aliran Sungai Cisangkuy di Cisaranten, serta terakhir mempercepat aliran Sungai Citarum di Curug Jompong.

Menurut Yudha, di Curug Jompong itu awalnya direncanakan untuk dipangkas agar aliran air Sungai Citarum mengalir lebih cepat menuju Bendungan Saguling. Belakangan opsi itu batal dan diganti dengan membangun terowongan. “Kita akan membuat terowongan atau sudetan di Curug Jompong, tapi Curug Jompongnya tidak diganggu. Kita bikinkan pintu masuk terowongan, sehingga muka air di Citarum turun,” katanya.

Yudha mengatakan banjir yang terjadi di Sungai Citarum bukan melulu disebabkan meluapnya sungai tapi terjadi karena disumbang oleh perubahan gradien atau kemiringan sungai yang menyebabkan alirannya melambat. “Masalah banjir itu kan muka air di Citarum gak turun dari (aliran air) anak-anak sungai itu. Kalau bahasa sederhananya itu gak ngalir ke Citarum, ngantri,” katanya.

Menurut Yudha, luasan areal banjir saat ini tercatat menembus 650 hektare. Keberadaan kolam retensi di Cieunteung, misalnya, hanya mampu mengurangi luasan areal banjir menjadi 450 hektare.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yudha menambahkan, terowongan di Curug Jompong yang akan dibangun di lokasi antara Nanjung dan Curug Jompong bisa menurunkan muka air banjir Sungai Citarum dari 450 sentimeter menjadi 45 sentimeter. “Tapi terowongan itu hanya dipakai ketika air tinggi, air banjir. Kalau muka air normal ditutup, aliran air tetap melalui Curug Jompong,” katanya.

Menurut Yudha, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menjanjikan akan mencarikan anggaran membangun terowongan itu dalam pembahasan anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan nanti. Agar pembangunan bisa langsung dikerjakan tahun ini, model tender pembangunan terowongan tidak menunggu desainnya selesai.

Yudha mengatakan pembangunan terowongan itu akan diperkirakan memakan waktu tiga tahun karena harus menembus struktur batu keras di Curug Jompong. Dalam tiga tahun itu, berbarengan dengan konstruksi kolam retensi di Cieunteng, yang saat ini sudah mulai pada tahap pembebasan lahan. “Minimal kontrak (membangun terowongan Curug Jompong) kita lakukan tahun ini, sehingga ada jaminan keberlanjutan berikutnya,” katanya.

AHMAD FIKRI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

9 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya


Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

13 hari lalu

Ratusan kendaraan pemudik antre di pintu tol Brebes Timur, Jawa Tengah, 1 Juli 2016. Arus mudik mulai meningkat pa H-5, dan diperkirakan puncak mudik terjadi pada hari ini, 2 Juli 2016. ANTARA/Rosa Panggabean
Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

Tragedi macet terparah mudik pada 2016. Kilas balik tragedi Brexit yang tewaskan belasan orang.


Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

13 hari lalu

Sejumlah anak bermain di kolam sisa pembongkaran di Pemandian Tjihampelas, Jalan Cihampelas, Bandung, Jumat (14/5). TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.


Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

18 hari lalu

Pemudik bersiap memasukkan barang bawaannya kedalam bagasi bus di Terminal Penumpang Tipe A Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu 27 Maret 2024. Sebagian warga memilih untuk mudik lebih awal untuk menghindari kemacetan dan lonjakan penumpang serta tingginya harga tiket saat puncak arus mudik Lebaran 2024. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.


Pemprov DKI Jakarta Benahi Infrastruktur dan Operasional Sarana Banjir

29 hari lalu

Warga berjalan melintasi banjir di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Senin 25 Maret 2024. Banjir di permukiman padat penduduk dengan ketinggian air 50-175 cm itu terjadi akibat meluapnya Kali Ciliwung. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Pemprov DKI Jakarta Benahi Infrastruktur dan Operasional Sarana Banjir

Langkah-langkah ini disusun dalam program penanganan banjir yang menjadi bagian dari rencana aksi roadmap untuk penyusunan RPJPD 2025-2045.


Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

44 hari lalu

Kawanan monyet ekor panjang yang memasuki kawasan permukiman di Kota Bandung. Cuplikan video netizen
Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.


Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

52 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi dengan pengunjung di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. ANTARA/Budi Candra Setya
Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?


Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

52 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. Berdasarkan Internasional Union for Conservation Nature (IUCN) Monyet ekor panjang mengalami perubahan status dari rentan (vunerable) menjadi terancam punah (endangered) yang diprediksi populasinya akan menurun hingga 40 persen dalam tiga generasi terakhir atau sekitar 42 tahun akibat habitat yang mulai hilang serta perdagangan ilegal. ANTARA/Budi Candra Setya
Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?


4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

55 hari lalu

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di pinggir jalan. (ANTARA)
4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?


Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

17 Februari 2024

Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menunjukkan surat suara pemilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di TPS 02 Desa Kanekes, Lebak, Banten, Rabu, 14 Februari 2024. Dilarangnya penggunaan listrik di wilayah adat Suku Badui tersebut membuat perhitungan surat suara Pemilu 2024 pada malam hari hanya menggunakan senter. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

Selama pemilu, ada 345 orang petugas, termasuk KPPS yang terlibat proses pemilu mendapat pelayanan kesehatan selama pemilu berlangsung.