TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh melakukan kunjungan ke Malaysia untuk memenuhi undangan kuliah umum di Universitas Kebangsaan Malaysia. Sebelum memberikan kuliah umum pada Rabu malam, 30 Maret 2015, Paloh mengunjungi Kedutaan Besar Malaysia.
Paloh dan rombongan diterima Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Herman Prayitno. Rombongan yang bersama Paloh di antaranya anggota DPR dari NasDem, yakni Irma Chaniago, Akbar Faisal, Prananda Paloh, dan Ahmad Ansori.
Paloh mengatakan kuliah umumnya akan membahas politik dan hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia. "Sekaligus menyampaikan salam dari Presiden kepada tenaga kerja Indonesia," ujarnya di lantai 2 gedung Kedutaan Besar Indonesia di Malaysia.
Salam itu, kata Paloh, diterima saat Presiden Joko Widodo menelepon dia sebelum berangkat ke Malaysia pada Selasa kemarin. Saat itu, ucap dia, Presiden bertanya tujuan Paloh berkunjung ke negeri jiran.
Paloh pun menjawab pertanyaan Presiden. "Saya jadi kurir bagi Presiden untuk teman-teman TKI," katanya. "Sebab, masyarakat di sini adalah bagian dari masyarakat Indonesia."
Paloh juga menitip pesan kepada Herman agar meningkatkan pendekatan diplomasi melalui jalur nonformal supaya tidak ketinggalan dari negara lain. Sebab,, kata dia, jalur informal terkadang lebih mencairkan pendekatan. "Diplomat Indonesia tidak kalah, tapi belum keluar saja kemampuannya," tuturnya.
Herman mengatakan menerima masukan Paloh. Setelah memaparkan visi dan misi kedutaan, rombongan pun melihat fasilitas kedutaan besar dan tempat penampungan atau shelter TKI.
Paloh menemukan Damaris, seorang TKI asal Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang dua tahun lebih terbelit kasus, yakni menjadi saksi pembunuhan. Wanita 39 tahun itu tidak bisa pulang ke Indonesia dan harus tinggal di penampungan karena kasusnya belum selesai. "Semuanya akan saya sampaikan kepada Presiden," ucapnya.
HUSSEIN ABRI YUSUF