TEMPO.CO, Samarinda - Banjir yang melanda lima kecamatan di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, sudah mulai surut di bagian hulu Sungai Kedang Pahu, Rabu, 30 Maret 2016. Tapi, di bagian hilir sungai tersebut, banjir masih merendam permukiman. Ribuan warga masih mengungsi di kamp-kamp.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Barat Asriansyah berujar, banjir sudah mulai surut di Kecamatan Damai, yang merupakan bagian hulu Sungai Kedang Pahu. Tapi, di Kecamatan Muara Lawa yang terletak di hilir sungai itu, banjir masih merendam permukiman, terutama yang berada di bantaran sungai.
Asriansyah mengatakan air sudah surut. Sebagian warga juga sudah ada yang membersihkan rumah. "Tapi banyak juga yang masih di pengungsian, karena rumahnya masih terendam," ucapnya.
Rumah warga umumnya merupakan rumah panggung dengan materi papan kayu. Dari tanah ke lantai rumah setinggi 2-3 meter. Banjir di daerah ini puncaknya terjadi pada Sabtu dan Minggu lalu. Ketinggian airnya mencapai 5 meter.
Asriansyah menuturkan warga masih memenuhi posko-posko yang disiapkan karena ada dapur umum. Soal bantuan, kata Asriansyah, tak hanya datang dari BPBD, tapi juga sejumlah perusahaan yang beroperasi di Kutai Barat. Bantuan dari Dinas Kesehatan Kutai Barat sudah berada di posko-posko pengungsian.
Berdasarkan data BPBD Kutai Barat, di Kecamatan Muara Lawa masih ada 1.722 kepala keluarga (KK) yang menjadi korban banjir sampai hari ini. "Kami hanya bisa berharap tak turun hujan. Setidaknya air yang sudah ada jangan ditambah lagi, biar surut," ucapnya.
Asriansyah berujar, warga korban banjir kini mulai terserang penyakit diare. Banyak warga di pengungsian yang mulai mengalami nyeri perut. "Itu karena air bersih langka," tuturnya.
FIRMAN HIDAYAT