TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, untuk membenahi kawasan hulu dan hilir Sungai Citarum, diperlukan biaya sekitar Rp 1,6 triliun. Dana tersebut digunakan untuk program jangka panjang, yakni pembenahan daerah aliran Sungai Citarum, yang saat ini dinilai sangat kritis.
"Dukungan anggaran sedang dicari. Dana Rp 1,6 triliun itu untuk jangka panjang bila ingin menghijaukan semua kawasan," ujar Aher dalam rapat koordinasi penanganan Sungai Citarum di Markas Komando Daerah Militer III Siliwangi, Kota Bandung, Senin, 28 Maret 2016.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan mengajukan anggaran ke pemerintah pusat melalui Badan Besar Wilayah Sungai Citarum. Pemprov Jawa Barat juga akan memaksimalkan dana dari corporate social responsibility (CSR). "Tapi tidak boleh saling tunggu. Kita harus selesaikan yang bisa diselesaikan," ujar gubernur yang biasa disapa Aher ini.
Aher mengatakan pemerintah menargetkan 10 tahun untuk membenahi Sungai Citarum secara keseluruhan. Menurut dia, ada tiga aspek yang harus dilakukan pemerintah untuk menyelesaikan masalah di Citarum, yakni mengubah kultur masyarakat, membenahi struktur, dan nonstruktur.
"Pertama harus membangun kultur baru masyarakat di Bandung Raya, terutama di kawasan Citarum. Diharapkan, kultur baru itu membuat masyarakat tidak membuang apa pun ke sungai," ujarnya.
Pendekatan kultur tersebut, ia menambahkan, akan dibarengi dengan tindakan struktur, seperti membenahi infrastruktur di kawasan bantaran sungai. Aher berharap, tidak akan ada lagi yang membuang limbah sekecil apa pun ke sungai.
"Nanti akan dibarengi dengan tindakan struktur, seperti memindahkan kandang sapi, membuat biogas, membuat septic tank komunal dan mengawasi limbah," ucapnya.
Aher berencana menggandeng TNI Angkatan Darat dari Kodam III Siliwangi untuk bersama-sama melakukan pembenahan Sungai Citarum. "Kami sepakat bersatu padu membenahi Citarum dari hulu ke hilir secara tuntas dengan melibatkan TNI secara penuh," tuturnya.
Ditemui di tempat yang sama, Kepala Badan Pemerhati Lingkungan Hidup Daerah Jawa Barat Anang Sudrana mengatakan pencemaran limbah merupakan salah satu penyumbang masalah di Sungai Citarum. "Sangat kritis kondisi sekarang, bahkan daerah aliran sungai. Kalau ukuran kualitas sungai sudah tercemar berat," ujar Anang.
Ia menambahkan, langkah yang akan dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat diharapkan dapat menyelesaikan persoalan Sungai Citarum. Yang harus diperhatikan adalah mengubah perilaku manusia yang tinggal di wilayah sungai.
"Limbah paling berpengaruh. Berapa ribu pabrik membuang limbah ke Citarum. Banyak yang tidak diolah." Karena itu, yang diperlukan adalah penegakan hukum. "Sampai saat ini belum ada yang berjalan," ujar Anang.
IQBAL T. LAZUARDI S