TEMPO.CO, Luwu - Kepala Badan Pemberdayaan Desa Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, Masling Malik, mengatakan jumlah dana desa yang diterima Pemerintah Kabupaten Luwu pada 2016 mencapai Rp 120 miliar. Jumlah itu mengalami peningkatan yang signifikan, karena naik 200 persen jika dibandingkan pada 2015, yang saat itu hanya Rp 6 miliar.
Menurut Masling, dana Rp 120 miliar itu dibagikan kepada 207 desa. Setiap desa mendapat jatah Rp 100 juta hingga Rp 900 juta, yang disesuaikan dengan rencana anggaran pembangunan yang sudah disusun. Dia mengatakan, perlu pengawasan yang ketat sehingga tidak terjadi penyimpangan dalam penggunaannya. “Dananya cukup besar, harus digunakan sebaik mungkin untuk kemajuan desa,” katanya, Senin, 28 Maret 2016.
Mengacu pada realisasi penggunaan dana desa pada 2015 bisa berjalan baik, karena terserap seluruhnya. Masling berharap penyerapan dana desa pada 2016 juga bisa dilakukan secara maksimal.
Berdasarkan monitoring yang dilakukan Badan Pemberdayaan Desa, hingga saat ini penggunaan dana desa 2016 masih berjalan dengan baik. Namun dia mengakui masih ditemui sejumlah kendala pada saat pembuatan laporan adiministrasi penggunaannya akibat sering terjadi perubahan regulasi. "Saya sudah minta kepada para kepala desa agar tidak takut menggunakannya, tapi harus sesuai peruntukannya," ujar Masling.
Semetara itu, anggota Komisi V DPR-RI, Bahrum Daido, meminta dana desa digunakan sesuai kebutuhan. Di antaranya infrastruktur pendukung perkembangan desa. Dia mengatakan, Kabupaten Luwu tergolong daerah yang kaya dengan sumber daya alamnya. Namun belum bisa dimanfaatkan secara maskimal untuk meningkatkan perekonomian, termasuk di desa. “Sarana dan prasarana pendukungnya belum memadai,” ucapnya.
Bahrum mengatakan, selain untuk membangun jalan dan jembatan, dana desa juga perlu digunakan untuk penyediaan listrik dan perangkat komunikasi, seperti jaringan telekomunikasi dan internet. “Sekarang era teknologi informasi, desa juga harus bisa memanfaatkannya,” tuturnya saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Bone Lemo Barat, Kecamatan Bajo Barat, Kabupaten Luwu, Sabtu pekan lalu.
Direktur Jenderal Sarana dan Prasarana Desa Kementerian Desa, Gunalan AP, yang datang bersama Bahrum, mengaku prihatin melihat kondisi desa di Kabupaten Luwu. Hanya sebagian kecil jalan desa yang sudah diaspal. Selebihnya masih berlumpur dan hanya bisa dilalui sepeda motor. "Listrik di beberapa desa masih menjadi barang mahal,” katanya.
Gunalan menyarankan dana desa juga digunakan untuk mengembangkan listrik tenaga surya, karena musim kemarau di Kabupaten Luwu tergolong panjang. Matahari di Luwu cukup terik. “Kami akan berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk menyediakan listrik tenaga surya,” ujarnya.
Gunalan juga menemukan fakta, warga desa di Luwu belum banyak yang bergerak di bidang usaha atau home industri. Rata-rata masih menggantungkan hidup dengan berkebun. Itu sebabnya Kementerian Desa akan mendorong dibentuknya Badan Usaha Milik Desa guna mengelola potensi yang ada.
HASWADI