TEMPO.CO, Makassar - Perusahaan Umum Bulog menyiapkan Sulawesi Selatan sebagai salah satu lumbung untuk pendistribusian beras masyarakat miskin ke seluruh Indonesia. Kepala Komisi Penyaluran Bulog Basirun mengatakan Sulawesi Selatan dipilih karena tingginya tingkat produksi beras setiap tahun yang dilengkapi dengan banyaknya gudang penyimpanan.
"Bulog Sulawesi Selatan jadi solusi untuk memenuhi persediaan karena daerah lain tidak bisa memenuhi jumlah permintaan," kata Basirun pada kegiatan sosialisasi beras miskin regional Indonesia bagian timur di Makassar, Senin, 28 Maret 2016.
Basirun menjelaskan, tingginya stok beras di Sulsel selama ini bisa digunakan untuk menutupi kebutuhan beras miskin di provinsi lain. Beras tersebut dijual dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan harga lokal. “Selain membantu ketersediaan stok, kondisi itu turut meningkatkan keuntungan petani lokal,” ujarnya.
Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Kebudayaan Bulog Sulsel M. Akbar menyebutkan, tahun ini, instansinya menyiapkan 280 ribu ton beras miskin. “Beras itu berkualitas medium dan siap didistribusikan untuk Sulsel dan provinsi lain,” tutur Akbar.
Akbar menjamin persediaan beras itu aman untuk stok empat bulan ke depan. Persediaan untuk masa selanjutnya juga dijamin karena masa panen berikutnya segera tiba. "Untuk kualitas kami menjamin produksi Sulsel yang terbaik di kelas medium. Sejauh ini juga belum ada keluhan dari masyarakat soal itu," ucapnya.
Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang menjamin kelancaran produksi dan penyaluran beras miskin kepada masyarakat penerima. Dia memuji prestasi pada 2015 ketika realisasi penyaluran beras miskin dan beras masyarakat sejahtera mencapai 100 persen. “Prestasi itu karena kesiapan tim koordinasi di tingkat provinsi dan kabupaten bekerja sesuai data hasil verifikasi,” ujarnya.
Agus juga berharap Bulog turut meningkatkan kesejahteraan petani. Salah satunya dengan memiliki mesin penggilingan padi sendiri. Menurut dia, dengan memiliki mesin sendiri, Bulog bisa berhubungan langsung dengan petani dan mencegah permainan harga oleh oknum. "Bulog bisa membeli dengan harga yang wajar. Selisih keuntungan petani pun bisa lebih tinggi."
AAN PRANATA