TEMPO.CO, Bima - Rifaid, salah satu anggota keluarga Ishaka alias Anton alias Tiger, 24 tahun, mendesak Markas Besar Kepolisian RI mengembalikan jenazah terduga teroris yang tewas ditembak oleh tim Operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah, pada 22 Maret 2016.
"Kami mendesak Mabes Polri segera memulangkan jenazah tersebut atas dasar kemanusiaan," ucap Rifaid, Senin, 28 Januari 2016.
Rifaid mengatakan jenazah para terduga teroris tersebut sudah hampir seminggu lebih disimpan di Rumah Sakit Polri. Para keluarga terduga teroris sudah meminta beberapa kali kepada Polri agar segera mengembalikan jenazah mereka untuk dimakamkan secara layak. "Saya baru saja bertemu dengan orang tua Ishaka (Sukardin dan Jaburia). Mereka mengharapkan jenazah anaknya dipulangkan ke Bima," ujar Rifaid.
Baca juga: ISIS di Indonesia Paling Kuat di Asia Tenggara
Ishaka alias Anton alias Tiger adalah satu dari tujuh terduga teroris yang tewas tertembak di Poso pada 22 Maret lalu. Selain Ishaka, terdapat satu warga Tiongkok yang tewas dalam operasi tersebut . Seusai penembakan, ketujuh jenazah dibawa ke Rumah Sakit Polri untuk diidentifikasi. Namun kepolisian tidak menghubungi pihak keluarga untuk mencocokkan DNA jenazah.
Menurut informasi yang dia terima, Mabes Polri menghendaki jenazah Ishaka dimakamkan di Poso. Informasi itu diterima secara lisan dari Kepolisian Resor Poso. "Mereka keberatan karena akan menyulitkan jika hendak berziarah. Mereka harus mengeluarkan biaya untuk ke Poso," ucap Rifaid.
Kepala Kepolisian Resor Kabupaten Bima Gatut Kurniadin mengatakan akan berusaha mengkoordinasikan hal tersebut dengan pihak Kepolisian di Poso, agar jenazah Ishaka dapat dipulangkan. “Kami akan mengkoordinasikan dengan kepolisian di Poso,” kata Gatut.
AKHYAR M. NUR