TEMPO.CO, Mataram - Hingga Ahad, 27 Maret 2016, keberadaan Direktur Rumah Sakit Umum (RSU) Provinsi Nusa Tenggara Barat dr Mawardi Hamry belum diketahui. Pria itu meninggalkan rumah sejak Rabu malam, 23 Maret 2016–bukan Kamis amalm, 24 Maret 2016, sebagaimana dilaporkan sebelumnya–dan belum kembali hingga sekarang.
Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat Yusron Hadi menjelaskan bahwa pemerintah belum mengetahui keberadaan Mawardi. "Pemerintah Provinsi NTB menyampaikan rasa prihatin yang mendalam khususnya kepada keluarga beliau," katanya.
Menurut Yusron Hadi, pada Rabu malam, 23 Maret 2016, pukul 20.30 Wita, Mawardi meninggalkan rumah dinas di Jalan Langko 31, Mataram, dengan menggunakan Kijang Innova warna hitam yang datang menjemputnya. "Sejak saat itu yang bersangkutan belum kembali ke rumah dinas," ujarnya.
Jumat malam, 25 Maret 2016, pihak keluarga membuat laporan polisi kepada pihak Polres Mataram, yang intinya bahwa yang bersangkutan belum pulang kembali ke rumah dinas. Pada malam itu juga, pihak keluarga dimintai keterangan.
Pada Sabtu, 26 Maret 2016, pihak Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat dihubungi secara resmi oleh Kepolisian Resor Mataram untuk proses pengumpulan keterangan yang bisa memberikan petunjuk pencarian.
"Komunikasi terakhir Direktur adalah dengan sekretaris pada hari Rabu sekitar jam 13.30 Wita dan Pak Direktur langsung ke belakang melihat pelayanan," ucap Yusron.
Sejak 17 Desember 2015, Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat menempati bangunan baru di Dasan Cermen, Cakranegara, pindah dari lokasi lama di Jalan Pejanggik, Mataram. Belum jelas apa kaitan kepindahan ini dengan menghilangnya direktur rumah sakit itu.
Menurut saudara kandung Mawardi, Moh. Anwar, sehari sebelumnya Mawardi baru pulang dari kunjungan kerja ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Dia seharusnya berangkat ke Solo untuk acara kedinasan pada Kamis, 24 Maret 2016. "Namun dibatalkan," katanya.
SUPRIYANTHO KHAFID