TEMPO.CO, Padang - Arif Rahman masih terlihat sibuk membersihkan rumahnya di kawasan Bungo Pasang Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Ahad 27 Maret 2016. Banjir yang melanda Kota Padang Selasa kemarin itu ikut merendam rumahnya.
Ia menyuci pakaian yang terendam banjir. Membersihkan lemari dan peralatan rumah tangga lainnya, yang sempat terendam banjir setinggi 30 sentimeter.
"Banjir di dalam rumah hanya setinggi 30 sentimeter, karena rumah kami tinggi. Di luar rumah air mencapai 120 sentimeter," ujarnya kepada Tempo Ahad, 27 Maret 2016.
Arif mengaku kesulitan mendapatkan air bersih setelah banjir. Saluran air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum di wilayah itu mati selama dua hari setelah banjir. Warga terpaksa mandi di masjid sekitar komplek perumahannya.
Ia baru bisa memanfaatkan air pada hari ketiga. Namun, air yang mengalir itu kotor. Sehingga ia terpaksa menggunakan air galon untuk minum dan masak.
"Air PDAM hidup malam hari. Pagi hari mati kembali. Airnya pun tidak bersih. Sehingga kami susah untuk membersihkan rumah," ujarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang Dedi Henidal mengaku sudah mengerahkan 18 unit mobil tanki ke beberapa wilayah terdampak banjir. Air PDAM juga sudah mulai jalan. "Sudah kami kerahkan tanki air," ujarnya.
Banjir melanda belasan ribu rumah di Kota Padang. Daerah yang terparah itu adalah Kecamatan Koto Tangah, Nanggalo dan Kecamatan Kuranji.
Di Kecamatan Koto Tangah, sebanyak 14.128 rumah di enam kelurahan terendam banjir. Hingga saat ini masyarakat masih membersihkan rumahnya masing-masing.
ANDRI EL FARUQI