TEMPO.CO, Bengkulu - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bengkulu Komisaris Besar Budiharjo mengatakan sebelum mengamankan Aceng di Rutan Malabero pada Jumat malam 25 Maret 2016, pihaknya telah mengamankan istrinya (WY). WY diketahui membantu sang suami mengirimkan barang kepada para bandar lain.
Sebanyak 14 tahanan yang menempati kamar 4 Blok A Rutan Malabero menjalani pemeriksaan hingga dini hari tadi, Minggu 27 Maret 2016. Terkait kerusuhan dan kebakaran Rutan Malabero, yang menyebabkan lima tahanan tewas.
Berikut detik-detik terjadinya rusuh di Rumah Tahanan Malabero:
Jumat (25 Maret 2016)
Pukul 20.00 WIB
Kepala Rutan Malabero Bengkulu Siti Maryam mendapat informasi jika Badan Nasional Narkotik Provinsi Bengkulu akan masuk ke Rutan untuk mengambil Edison Irawan alias Aceng, tahanan BNNP yang dititipkan. Pengambilan Aceng dari Rutan, dilakukan BNNP lantaran Aceng diduga masih mengendalikan peredaran sabu di luar penjara. Hal ini berdasarkan keterangan pengedar Sabu bernama Feri yang ditangkap BNNP di Kabupaten Muko-muko. Feri menyebutkan sabu didapat dari Aceng. Kemudian sesudah mendapat informasi rencana pengambilan tahanan tersebut, Kepala rutan bersama 4 sipir mulai mengatur strategi agar saat pengambilan Aceng tidak terjadi keributan.
Pukul 20.15 WIB
saat anggota BNNP dan Dit Narkoba Polda Bengkulu datang, petugas KPL Rutan mendahului masuk ke dalam kamar 4A Blok A tempat Aceng ditahan, disusul 1 sipir membawa kunci. Sipir memberi kode kalau pintu kamar 4A sudah dibuka, petugas BNNP, masuk mengambil Aseng.
Saat itulah tiba-tiba ratusan tahanan di kamar lainnya di blok A (total 17 kamar tahanan) menyoraki para petugas. Mereka juga meneriaki petugas agar tak membawa Aceng.
Petugas tetap membawa Aceng keluar kamar tahanan, suara teriakan pun semakin kencang dan mulai ada yang melempar berbagai benda dari dalam kamar tahanan. Kondisi semakin tak terkendali.
Kepala Rutan Siti Maryam pun dibawa anggota jaga keluar bersama anggota BNNP, Direktorat Narkoba dan sipir lainnya. Sehingga tak ada satu petugas pun di dalam rutan.
Pukul 20.25 WIB
Setelah seluruh petugas keluar, tiga pintu rutan ditutup rapat. Terdengar dari luar, suara tahanan mengamuk mendobrak pintu-pintu sel. Tak lama berselang dengan itu batu serta benda-benda keras lainnya beterbangan dari dalam rutan.
Pukul 20.30 WIB
Kamar nomor 4 A sudah jebol dan 15 tahanan di kamar itu berusaha keluar rutan, yang pintu utamanya terkunci. Diikuti tahanan lainnya, hingga akhirnya seluruh pintu kamar jebol kecuali kamar nomor 7A yang isinya paling sedikit, hanya 5 tahanan. Belakangan didapati kelima tahanan itu tewas dalam kondisi gosong di kamar mandi sel tersebut.
Pukul 20.40 WIB
Bantuan pertama datang, satu truk polisi dari Mapolres Bengkulu, mulai nengepung rutan mengantipasi ada tahanan yang berhasil memanjat tembok, kabur dari dalam rutan. Sementara batu-batu beterbangan dari dalam rutan mengarah ke luar rutan semakin gencar.
Pukul 21.15 WIB
Muncul kepulan asap dari ujung blok A, yang asapnya terlihat dari luar tembok yang memagari rutan. Selang beberapa menit kemudian mulai terlihat api, yang seketika membumbung tinggi membakar bagian dalam rutan. Tahanan mulai berusaha melarikan dari kabur dari dalam rutan, dengan cara memanjat atap rutan hingga ke lantai dua ruang administrasi yang berbatasan langsung dengan jalan raya.
Pukul 21.20 WIB
Bantuan dari Direktorat Sabara, Intel, Direktorat Reskrim Polda Bengkulu, termasuk 1 kompi Brimob dan 1 kompi TNI tiba ke Rutan Malabero membantu ratusan personel Polres Bengkulu dan jajaran polsek. Anggota polisi yang mengepung rutan, langsung mengleuarkan tembakan peringatan agar tahanan kembali lagi ke dalam rutan.
Pukul 21.25 WIB
Evakuasi tahanan mulai dilakukan petugas di tengah kobaran api. Satu per stau tahanan dikawal ketat aparat bersenjata lengkap. Total tahanan yang berhasil dievakuasi 253 dari total 259 tahanan (1 tahanan Aceng sudah lebih dulu diamankan BNNP)
Pukul 23.00 WIB
Proses evakuasi tahanan selesai. Selanjutnya 253 tahanan menggunakan 7 mobil dibawa ke Lapas Bentiring, Kota Bengkulu yang berjarak sekitar 15 Km dari Rutan Malabero. kondisi rutan mulai kondusif, api juga mulai redup seiring mulai habis terbakarnya seluruh kamar tahanan (total 30 kamar) yakni 17 kamar diblok A, 14 kamar blok B (kosong) dan 3 kamar sel khusus tahanan wanita (kosong). 10 Unit mobil PBK dan 2 mobil water Canon polisi terus menyemprotkan air ke dalam rutan. Api baru betul-betul padam, Sabtu (26/3) sekitar pukul 01.00 WIB.
Sabtu (26 Maret 2016)
Pukul 01.00 WIB.
Dari penyisiran yang dilakukan polisi, ditemukan 5 jenazah dalam kondisi gosong di kamar sel 4A. Semuanya, berada di dalam kamar mandi sel. Satu di antaranya ditemukan dalam bak kamar mandi.
PHESI ESTER JULIKAWATI