TEMPO.CO, Luwu - Kandidat Bupati Luwu, Sulawesi Selatan, terus bermunculan, meski pelaksanaan pemilihan kepala daerah baru di kabupaten itu baru akan berlangsung pada 2018 mendatang. Nama baru yang tergolong memiliki perluang yang besar, di antaranya Bahrum Daido, anggota Komisi V DPR-RI. “Banyak masukan dan permintaan agar saya ikut ambil bagian sebagai salah satu calon bupati,” katanya Sabtu, 26 Maret 2016.
Menurut Bahrum, hingga saat ini dia belum memutuskan menerima permintaan sebagai calon bupati. Namun dia mengatakan karena pelaksanaan Pilkada masih cukup lama akan dimanfaatkannya kesempatan itu guna menyerap aspirasi masyarakat Luwu. “Kita lihat seperti apa perkembangannya,” ujarnya.
Bahrum beralasan, saat ini dirinya masih berkonsentrasi menjalan tugas dan fungsinya sebagai wakil rakyat. Dia khawatir tugasnya sebagai legislator terganggunggu bila terlalu fokus memikirkan peluang di Pilkada Luwu. “Waktunya masih cukup lama,” ucapnya.
Bahrum juga mengatakan, dia harus mematuhi mekanisme yang berlaku di partainya, Partai Demokrat. Penentuan kandidat yang akan diusung sebagai calon kepala daerah, baik sebagai buapti atau waktil bupati, harus melalui proses penjaringan, penyaringan, hingga ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat.
Selain Bahrum, sudah lebih dulu muncul nama Syukur Bijak, mantan Wakil Bupati Luwu. Diakui Bahrum, Syukur merupakan figur kuat untuk diusung. "Bisa sebagai calon bupati, juga bisa sebagai wakil bupati," tuturnya.
Nama lain yang telah muncul sebagai kandidat, antara lain, Buhari Kahar Mudzakkar. Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu adalah saudara kandung Bupati Luwu saat ini, Andi Mudzakkar. Namun, Buhari belum mau bicara secara terang-terangan. "Masih cukup lama, kita lihat saja nanti,” ujarnya. Pada Pilkada sebelumnya juga banyak yang menginginkannya maju sebagai calon bupati.
Selain Bahrum dan Buhari, Andi Muharrir, yang saat ini Ketua DPRD Luwu, juga telah muncul namanya. Ada pula Syaiful Alam yang masih menjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Luwu, Andi Pahri yang merupakan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu, Lahmuddin yang menduduki jabatan Kepala Inspektorat Kabupaten Luwu dan Rektor Universitas Cokroaminoto Palopo, Suaedi.
Pemerhati masalah politik di Luwu, Yamin Annas, mengatakan Pilkada merupakan ajang politik yang bisa dimanfaatkan oleh siapapun. Namun harus memiliki visi misi yang jelas, bermodalkan finansial yang cukup serta mampu bersaing secacara sehat.
Menuut Yamin, yang dibutuhkan di Luwu adalah pemimpin yang tidak saja peduli pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, tapi mampu menata birokrasi. Selain disiplin pegawai negeri sipil yang masih rendah, masih banyak Satuan Kerja Perangkat Daerah yang masih lowong pimpinannya. "Kabupaten Luwu butuh pemimpin yang disiplin dan tegas," ucapnya.
Salah seorang warga Bajo, Kabupaten Luwu, Muhtar Harsono, mengingatkan agar selektif memilih calon pemimpin yang tepat agar Luwu bisa sejajar dengan daerah lain di Sulawesi selatan. Dia mengatakan Luwu merupakan salah satu daerah yang meiliki potensi untuk maju dan berkembang. Namun saat ini tidak ada yang bisa dibanggakan. “Yang ada justru banyak pejabat yang tersandung masalah hukum."
HASWADI