TEMPO.CO, Bandung - Tim dosen dan mahasiswa Institut Teknologi Bandung membuat peta genangan banjir Bandung Selatan. Pemetaan itu berupa kajian riset serta data pendukung untuk tanggap darurat banjir tahunan. "Utamanya untuk evakuasi warga dan akses bantuan logistik," kata koordinator tim, Edi Riawan, Ahad, 27 Maret 2016.
Pemetaan genangan banjir itu. kata Edi, terbagi dua jenis. Pertama, ketika terjadi banjir dengan mengandalkan laporan dari masyarakat korban banjir lewat foto dan titik koordinat pelapor. "Laporan itu bisa segera dipakai untuk tanggap darurat," ujarnya.
Pelapor itu adalah warga yang sudah dilatih secara cepat oleh tim ITB dan komunitas pendukung seperti Garda Caah. Sasaran foto banjir yakni ke jalan berlatar dinding atau tiang listrik. Dari gambar itu tim bisa memperkirakan ketinggian genangan air dan disampaikan ke komunitas atau relawan serta badan tanggap darurat. Fungsi data itu selanjutnya dipakai untuk pemetaan wilayah banjir.
Cara kedua dengan menurunkan tim untuk survei di lokasi secara bergelombang sejak akhir 2014 setelah banjir hari pertama. Setiap tim yang berjumlah minimal dua orang, menyisir lokasi genangan dengan sepeda motor. Sampai di tepi genangan pada setiap gang yang dimasuki, tim memotret kondisi banjir dan mengirimkan koordinat lokasi ke petugas administrasi lewat surat elektronik.
Saat survei genangan air sepanjang 15 kilometer antara komplek perumahan Kopo Indah-Baleendah, tim mendapat 100 titik survei. "Hasilnya luas rendaman diketahui sekitar 763 hektare," kata Edi. Dayeuhkolot terendam 93 persen, selebihnya Desa Andir yang mayoritas persawahan.
Survei tersebut berlanjut pada 2015 dan Maret 2016 di daerah yang belum terpetakan pada 2014. Dengan alat survei berupa telepon seluler pintar dan aplikasi Orux Map, tim ITB juga melatih komunitas warga korban banjir untuk terlibat. "Kekurangannya pelapor belum bisa ikut memberikan informasi banjir yang cepat dan akurat karena mereka juga warga terdampak," kata Edi.
Walau begitu, upaya pemetaan dan pelatihan terus berlanjut supaya gambaran musim banjir tahun berikutnya bisa lebih dulu diketahui untuk antisipasi risiko bencana.
ANWAR SISWADI