TEMPO.CO, Yogyakarta - Perhelatan Jogja Air Show dirundung duka. Salah satu atlet penerjun meninggal dunia karena mendarat tepat di puncak gelombang tinggi Pantai Depok, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu pagi, 26 Maret 2016.
Atlet itu adalah Wika Milati Mulanungtyas, 24 tahun. Perempuan yang sudah bergabung dengan FASI (Federasi Aero Sport Indonesia) sejak 2006 itu mengalami nasib naas karena nyawanya tidak tertolong. Padahal tim SAR yang memang sudah siaga di sekitar lokasi segera mengevakuasi. Namun saat tiba di rumah sakit atlet yang sudah terjun sebanyak 125 kali ini tidak tertolong.
"Cuaca tidak ada masalah, angin juga tidak kencang. Namun ia mendarat tepat di puncak ombak tinggi," kata Marsekal Pertama Imran Baidirus, Komandan Pangkalan Udara Adisutjipto Yogyakarta, Sabtu siang, 26 Maret 2016.
Seharusnya, atlet itu mendarat di drop zone di darat. Namun ia mendarat di 75 meter dari bibir pantai.
Wika merupakan puteri dari Sersan Kepala Sudaryono, anggota TNI Angkatan Udara yang bertugas di rumah Sakit Umum Pusat TNI Angkatan Udara Hardjolukito. Rumahnya juga tidak jauh dari rumah sakit itu.
Kronologi kejadian naas itu pada pukul 08.05 WIB dilakukan penerjunan sorti pertama. Saat akan melakukan pendaratan, kurang lebih 100 meter dari drop zone, korban berputar dan melawan arah angin. Jarak dari drop zone sekitar 200 meter.
Sebanyak 44 penerjun melakukan penerjunan pada sorti pertama hari ini. Semuanya sudah berhasil lompat dari pesawat terbang yang membawa mereka. Wika pada run pertama (dari tiga run), tetapi saat akan mendarat justru terpisah dari lainnya.
"Kami belum tahu permasalahannya apa, yang bersangkutan melakukan prosedur pendaratan di atas air. Semua prosedur sudah dilaksanakan. Namun kebetulan landingnya di pecahan ombak besar, sempat tergulung ombak," kata Imran.
M. SYAIFULLAH