Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Monolog Ditolak FPI, Makam Tan Malaka Tak Terurus

Editor

Sugiharto

image-gnews
Panitia pentas monolog Tan Malaka Saya Rusa Berbulu Merah menggelar jumpa pers setelah kedatangan laskar FPI dan LPI ke auditorium Institut Francaise Indonesia, Bandung, Jawa Barat, 23 Maret 2016. Pentas monolog tersebut sedianya akan digelar selama dua hari untuk memperkenalkan pemikiran dan gagasan kritis Tan Malaka pada generasi muda. TEMPO/Prima Mulia
Panitia pentas monolog Tan Malaka Saya Rusa Berbulu Merah menggelar jumpa pers setelah kedatangan laskar FPI dan LPI ke auditorium Institut Francaise Indonesia, Bandung, Jawa Barat, 23 Maret 2016. Pentas monolog tersebut sedianya akan digelar selama dua hari untuk memperkenalkan pemikiran dan gagasan kritis Tan Malaka pada generasi muda. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Kediri - Kisah akhir perjalanan Tan Malaka tak semegah perjuangannya. Jenasah tokoh kemerdekaan nasional itu dimakamkan di sebuah pemakaman Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, lereng Gunung Wilis, tanpa pengakuan negara.

Nasib Tan Malaka juga tergambar dari penolakan Front Pembela Islam atas pentas monolog di Bandung. Tempo yang mengunjungi makam pejuang berideologi sosialis tersebut mendapati kondisi makam mulai dari jalan besar menuju area makam rusak parah. Jalanan yang dulu sempat dilapisi aspal saat banyak pejabat dan tokoh berkunjung pada waktu pembongkaran makam kini nyaris tak bisa dilalui.

Pecahan batu padas yang runcing ke atas seperti berlomba menusuk roda kendaraan yang berani melintas. “Sejak tak ada kelanjutan dari pembongkaran dulu jalan ini mulai rusak,” kata seorang pencari rumput yang melintas di area makam hari ini, Kamis 24 Maret 2016.

BacaFPI Larang Monolog Tan Malaka, Pria Minang Yang Hafal Quran

Medan jalan yang sulit dan rusak terus berlanjut hingga ke lokasi makam yang menjorok di bawah tebing di pinggiran aliran sungai. Jalan setapak menuju makam yang curam nyaris tak bisa dilalui lantaran dipenuhi tanaman liar dan sangat licin. Belum lagi ancaman pematang dan sungai irigasi yang melintang di jalur tersebut membuat siapapun yang hendak menuju makam harus berjuang cukup keras.

Memasuki kawasan makam yang senyap dan dipenuhi tanaman liar, lokasi makam jasad Tan Malaka hampir tak bisa dikenali. Tak ada penanda apapun, seperti nisan layaknya kuburan pada umumnya. Hanya sebongkah batu sungai seukuran dua kali kepala orang dewasa yang diletakkan di di atas makam sebagai penanda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Batu itu diletakkan oleh bekas Kepala Desa Selopanggung Muhamad Zuhri beberapa tahun silam yang menjadi panitia pembongkaran makam atas prakarsa keponakan Tan Malaka, Zulfikar Kamarudin. “Tidak ada yang mengunjungi makam itu,” ucap si pencari rumput.

BacaLarang Monolog Tan Malaka, FPI: Dia Tokoh Komunis

Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Kediri Haris Setiawan mengakui bahwa pemerintah daerah tak merehab makam sang tokoh. Meski diyakinkan oleh penelusuran sejarawan Belanda Harry Poeze bahwa itu benar makam Ibrahim, nama lahir Tan Malaka, namun pemerintah tak begitu saja mempercayai. Apalagi tes DNA yang dilakukan Zulfikar tak jelas hasilnya. “Harus ada penetapan dari lembaga berwenang soal ini, seperti Kementerian Sosial,” kata Haris.

Jika pemerintah pusat kelak memastikan bahwa di situlah Tan Malaka dimakamkan, Haris meneruskan, pemerintah daerah tak akan segan melakukan renovasi. Bahkan, Pemerintah Kabupaten Kediri siap memindahkan makam Tan Malaka ke lokasi yang lebih baik dan mudah dijangkau.

HARI TRI WASONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

4 hari lalu

Ketua Komite Festival Film Indonesia atau FFI 2021, Reza Rahadian saat menghadiri peluncuran FFI 2021 secara virtual pada Kamis, 15 Juli 2021. Dok. FFI 2021.
Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

Dalam YouTube Reza Rahadian mengaku tertarik memerankan Thomas Matulessy jika ada yang menawarkan kepadanya dalam film. Apa hubungan dengannya?


Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

12 hari lalu

Komponis Ismail Marzuki. Wikipedia
Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

Ismail Marzuki menciptakan lagu tentang Hari Lebaran yang melegenda. Begini lirik dan profil pencipta lagu tentang Lebaran ini?


Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

26 hari lalu

Usmar Ismail. Dok.Kemendikbud
Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

Usmar Ismail dikenal sebagai bapak film nasional karena peran penting dalam perfilman Indonesia, Diberi gelar pahlawan nasional oleh Jokowi.


Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

17 Februari 2024

Seniman monolog Butet Kartaredjasa menanggapi pelaporan dirinya ke polisi oleh relawan Presiden Jokowi. Tempo/Pribadi Wicaksono.
Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

Seniman Butet Kertaradjasa cemas bila Prabowo Subianto menjadi presiden menghidupkan kembali Orde Baru


Anies Baswedan Sebut Nama John Lie Saat Bertemu Komunitas Indonesia Tionghoa, Siapa Dia?

4 Februari 2024

John Lie.
Anies Baswedan Sebut Nama John Lie Saat Bertemu Komunitas Indonesia Tionghoa, Siapa Dia?

Anies Baswedan menyebut nama John Lie saat acara Desak Anies bersama Komunitas Indonesia Tionghoa, di Glodok, Jakarta. Siapa John Lie?


Kisah Lafran Pane Pendiri HMI dalam Film Lafran Akan Tayang Februari 2024, Begini Perjuangannya

1 Desember 2023

Lafran Pane. wikipedia.com
Kisah Lafran Pane Pendiri HMI dalam Film Lafran Akan Tayang Februari 2024, Begini Perjuangannya

Lafran Pane merupakan pendiri organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Film Lafran tayang pada Februari 2024. Berikut biografinya.


Siapa Lafran Pane yang Kisah Hidupnya Ditampilkan dalam Film Lafran?

1 Desember 2023

Film Lafran. Facebook
Siapa Lafran Pane yang Kisah Hidupnya Ditampilkan dalam Film Lafran?

Film Lafran dibintangi Dimas Anggara sebagai Lafran Pane akan tayang pada Februari 2024. Siapa dia, apa hubungannya dengan HMI?


Profil Prof Mochtar Kusumaatmadja, Belum Juga Ditetapkan Jokowi sebagai Pahlawan Nasional

13 November 2023

Suasana Jalan Layang Prof Mochtar Kusumaatmadja di Bandung, Jawa Barat, Selasa, 1 Maret 2022. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Profil Prof Mochtar Kusumaatmadja, Belum Juga Ditetapkan Jokowi sebagai Pahlawan Nasional

Prof Mochtar Kusumaatmadja beberapa tahun terakhir diusulkan menjadi pahlawan nasional. Jasanya sangat besar sebagai konseptor Deklarasi Djuanda.


47 Pahlawan Nasional Ditetapkan Jokowi Sejak 2014, Termasuk Kakek Anies Baswedan hingga Ratu Kalinyamat

13 November 2023

Presiden Jokowi berjabat tangan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat pemberian gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 8 November 2018. Salah satu di antaranya adalah kakek dari Anies Baswedan, Abdurrahman Baswedan. TEMPO/Subekti.
47 Pahlawan Nasional Ditetapkan Jokowi Sejak 2014, Termasuk Kakek Anies Baswedan hingga Ratu Kalinyamat

Siapa saja pahlawan nasional yang ditetapkan pemerintah Jokowi sejak 2014? Berikut daftar 47 tokoh pahlawan nasional, termasuk kakek Anies Baswedan.


Pahlawan Nasional Ida Dewa Agung Jambe, Teladan Raja Klungkung Kobarkan Perang Puputan 1908

12 November 2023

Ida Dewa Agung Jambe merupakan Raja Klungkung kedua. Ia gugur saat melawan Belanda dalam perang puputan pada 28 April 1908. Peristiwa itu dikenang sebagai Hari Puputan Klungkung dan Hari Ulang Tahun Kota Semarapura, ibu kota Kabupaten Klungkung.  Foto: Istimewa
Pahlawan Nasional Ida Dewa Agung Jambe, Teladan Raja Klungkung Kobarkan Perang Puputan 1908

Raja Klungkung Ida Dewa Agung Jambe dari Bali dianugerahi gelar pahlawan nasional. Tak mau tunduk Belanda, ia kobarkan perang Puputan Klungkung 1908.