TEMPO.CO, Bandung - Kelompok Mainteater membantah pementasan teater monolog Tan Malaka terkait dengan Festival Belok Kiri yang urung digelar akhir Februari 2016 di Taman Ismail Marzuki Jakarta. Bantahan itu menjawab isu dan pertanyaan perwakilan ormas Islam saat diskusi menjelang pementasan, Rabu siang, 23 Maret 2016. "Kami kaget diisukan bagian dari Festival Belok Kiri dan musuh-musuh Allah," kata penulis naskah, Ahda Imran, kepada pers.
Teater yang akan diselenggarakan di pusat kebudayaan Perancis IFI Bandung, di ruang auditorium, pada 23-24 Maret, diprotes kalangan ormas Islam. Rabu siang, sebelum pertunjukan perdana pukul 20.00 WIB, mereka berdiskusi dengan pihak IFI dan Mainteater. Ormas melarang teater monolog Tan Malaka berjudul Saya Rusa Berbulu Merah. "Itu sudah jelas munculnya komunisme gaya baru," kata Ketua Bidang Hisbah Front Pembela Islam DPD Jawa Barat Muhammad Dedi Subu kepada Tempo di lokasi.
Sebuah pesan tertulis yang beredar di media sosial mengajak umat Islam yang antikomunis merapat dan membubarkan paksa acara Belok Kiri Fest dan monolog teater Tan Malaka di IFI Bandung. Seruan itu juga dikaitkan dengan penembakan di Natuna serta pembubaran Festival Belok Kiri yang diklaim sukses oleh sebuah ormas Islam.
Saat berdiskusi, menurut Penanggung Jawab Bidang Budaya dan Komunikasi IFI Bandung, Ricky Arnold, pembahasan berjalan alot. "Karena ada kesan ini bagian dari Festival Belok Kiri,” ujarnya. IFI Bandung sebagai penyelenggara acara membatalkan pementasan di hari perdana, dua jam sebelum pertunjukan dimulai.
ANWAR SISWADI