TEMPO.CO, Pontianak - Presiden Joko Widodo meresmikan Jembatan Tayan, yang menghubungkan Kabupaten Sanggau dengan Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, Selasa, 22 Maret 2016. Jembatan tersebut diberi nama “Jembatan Pak Kasih” oleh Gubernur Kalimantan Barat Cornelis.
"Jika ini usulan masyarakat yang sudah ditampung Pak Gubernur, dengan ini saya nyatakan Jembatan Pak Kasih Tayan resmi beroperasi pada sore hari ini," ujar Jokowi.
Semula nama jembatan tersebut adalah Jembatan Kapuas Tayan. Namun, atas saran Gubernur Cornelis, nama jembatan itu ditambah menjadi Jembatan Pak Kasih.
Cornelis mengatakan pemberian nama Pak Kasih ini merupakan wujud penghargaan kepada Pak Kasih, pahlawan asal Sidas yang berjuang meraih kemerdekaan saat masa penjajahan Belanda. "Nama Pak Kasih juga sudah kami abadikan menjadi salah satu nama jalan di Kota Pontianak," ujarnya.
Jembatan Pak Kasih Tayan, ucap Cornelis, selain memberi akses penghubung jalan Trans-Kalimantan, akan memudahkan transportasi ke negeri tetangga, yaitu Brunei Darussalam dan Malaysia.
Jembatan sepanjang 1,65 kilometer yang dibangun pada 2011 itu terletak di Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau. Dari Kota Pontianak, Tayan berjarak 112 kilometer. Jembatan yang melintasi Sungai Kapuas dan Pulau Tayan ini merupakan jembatan terpanjang di Kalimantan Barat.
Dengan selesainya Jembatan Kapuas Tayan, akan terhubung poros selatan Trans-Kalimantan (Kalimantan Timur-Kalimantan Selatan-Kalimantan Tengah-Kalimantan Barat), yang terputus oleh Sungai Kapuas di Kecamatan Tayan Hilir. Ada tiga desa yang dihubungkan jembatan ini, yaitu Desa Pedalaman, Pulau Tayan Utara dan Kawat.
Ribuan warga telah menunggu kedatangan Presiden Jokowi, bahkan sejak pagi hari. Lokasi sekitar Jembatan Tayan dipenuhi ribuan warga yang antusias menanti kedatangan orang nomor satu di Indonesia itu. Padahal Presiden Jokowi dijadwalkan akan meresmikan pada pukul 15.00 WIB.
Gusti Yusri, Raja Tayan bergelar Pakunegara Tayan XIV, mengaku ikut bangga atas peresmian Jembatan Tayan. "Jembatan ini membuka akses daerah Tayan lebih luas. Bukan hanya itu, infrastruktur yang lebih baik, saya yakini, akan membawa perubahan karena multiplier effects," tuturnya.
Rukyah, 55 tahun, warga Pulau Tayan, datang bersama teman-teman sebayanya dengan berjalan kaki. Ia mengaku senang atas adanya Jembatan Kapuas Tayan, yang menghubungkan tiga desa. "Kalau dulu harus pakai kapal atau sampan, sekarang sudah ndak perlu lagi karena ada Jembatan Tayan ini," ucapnya.
ASEANTY PAHLEVI