TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi mengatakan pihaknya belum akan menambah armada di Laut Natuna. Sebabnya, insiden Kway Fey masih masuk dalam konflik perikanan.
"Kita ini kan nambah armada sesuai dengan eskalasi. Ini kan masih konflik perikanan," kata Ade di Skuadron 17, Lanud Halim Perdanakusumah, Selasa, 17 Maret 2016.
Ade mengatakan insiden kapal Cina yang masuk ke dalam Laut Natuna murni merupakan masalah perikanan. Menurut dia, TNI Angkatan Laut masih menunggu agar konflik perikanan itu diselesaikan melalui diplomasi. Menurut dia, harus dibedakan antara konflik pertahanan negara dan konflik perikanan. "Yang kita hadapi sekarang adalah kapal pengawas perikanan (Cina) dengan kapal pengawas perikanan kita," katanya.
Ade mengatakan jumlah kapal yang berada di wilayah itu ada lima armada dan disiapkan untuk Laut Natuna, Laut Cina Selatan sampai dengan Selat Karimata. Sejauh ini yang akan dilakukan adalah penambahan intensitas patroli kapal, bukan jumlah kapal.
TNI AL, kata dia, masih akan menunggu perkembangan terakhir apakah konflik ini meluas atau tidak. Menurut dia, TNI AL tidak bisa langsung menambah jumlah armada tanpa alasan yang valid dan tanpa persetujuan Panglima TNI. "Tidak ujuk-ujuk sebagai konflik kan, ada diplomasi. Ini kan belum selesai. Mudah-mudahan ini diselesaikan," katanya.
Untuk mencegah insiden yang sama terulang, Ade mengatakan TNI AL akan meningkat patroli dan pengawasan menjadi lebih efektif. Patroli, kata dia, dilakukan terhadap kapal perikanan atau kapal angkatan laut dari negara lain.
ANANDA TERESIA