TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Polisi Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti mengatakan pengejaran teroris Santoso terus dilanjutkan, meski ada musibah jatuhnya helikopter milik tentara.
"Operasi terus berjalan dan tidak terhenti walaupun ada musibah seperti ini," ujar Badrodin seusai serah terima jabatan kepala kepolisian daerah baru di Mabes Polri, Senin, 21 Maret 2016.
Menurut Badrodin, polisi sudah mendeteksi dan mengetahui lokasi teroris. Namun Badrodin tidak bisa menjelaskan bagaimana operasi di lapangan. "Itu nanti dinamika kita di lapangan. Tidak bisa disebutkan dan untuk sementara belum ada penambahan personel," ujarnya.
Helikopter TNI Angkatan Darat jatuh di Kelurahan Kasiguncu, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Minggu, 20 Maret 2016, pukul 17.55 Wita. Helikopter berjenis Bell 412 EP dengan nomor HA 5171 milik TNI Angkatan Darat ini berisi 13 anggota TNI, yang seluruhnya dinyatakan meninggal.
Sebelumnya pada Jumat, 11 Maret 2016, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan Satuan Tugas Operasi Tinombala berhasil mendesak kelompok Mujahid Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin Santoso di Poso, Sulawesi Tengah. "Hingga lingkup lima kali lima kilometer," ujar Luhut, Jumat, 11 Maret 2016. "Mereka digiring dan dikepung ke arah gunung."
Luhut belum mau memerinci lokasi kelompok Santoso di Poso. Namun Luhut menegaskan pasukan Tinombala yang terdiri atas TNI dan Polri, sudah bersiap menghadapi kemungkinan terburuk. Keberadaan Santoso di lokasi yang dikepung, kata Luhut, berdasarkan identifikasi dari tim di lapangan.
"Kami berharap Santoso bisa turun menyerahkan diri," kata Luhut. "Sudah kami mengerahkan tim kecil untuk melawan gerilya mereka. Kalau Santoso menyerahkan diri, tak perlu ada tindakan tegas."
ARIEF HIDAYAT | YOHANES PASKALIS